Modul 1
akan membahas tentang Gambaran Umum Penganggaran
Perusahaan. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti hubungan
perencanaan dengan penganggaran perusahaan, dan memahami fungsi dan
macam anggaran.
Modul 2
akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Operasional I.
Tujuan pokok bahasan ini agar mengerti dan mampu tentang cara membuat
ramalan jualan dan mampu menyusun anggaran jualan.
Modul 3
akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Operasional II.
Tujuan pokok bahasan ini agar mengerti dan mampu menyusun anggaran
produk dan anggaran biaya pabrik, yang meliputi: biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Modul 4
akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Operasional
III. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun
anggaran biaya penjualan dan anggaran biaya administrasi, serta anggaran
laba-rugi. Anggaran laba-rugi merupakan tujuan penyusunan anggaran
operasional.
Modul 5
akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Keuangan I.
Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun
anggaran kas, dan anggaran piutang.
Modul 6
akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Keuangan II.
Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun
anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca. Anggaran neraca
merupakan tujuan penyusunan anggaran keuangan.
Modul 7
akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Variabel dan
Anggaran Tetap. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu
menyusun anggaran perusahaan industri (manufaktur), anggaran perusahaan
dagang, dan anggaran perusahaan jasa dalam bentuk anggaran variabel dan
anggaran tetap.
Modul 8
akan membahas tentang Analisis Keuangan dan Akunting
dalam Penyusunan Anggaran. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti
dan mampu menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis masa resisi
untuk menyusun anggaran, serta mengerti tentang istilah dalam akunting
yang tidak rancu untuk digunakan dalam penyusunan anggaran.
Modul 9
akan membahas tentang Penganggaran Nirlaba. Tujuan pokok
bahasan ini adalah agar mengerti tentang gambaran umum penganggaran
nirlaba, dan mengerti tentang penyusunan anggaran negara di Indonesia.
Mata kuliah ini membahas tentang anggaran perusahaan yang meliputi
gambaran umum penganggaran, anggaran jualan, anggaran produksi, anggaran
biaya komersial, anggaran utang-piutang, anggaran kas, anggaran
sediaan, anggaran variabel dan anggaran tetap, analisis keuangan dan
akuntansi dalam penyusunan anggaran, serta penyusunan penganggaran
nirlaba.
Orientasi penyajian modul ini adalah untuk memudahkan bagi mahasiswa. Di
mana pada setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan soal dan latihan.
Semua ini bertujuan untuk mengikhtisarkan materi yang kompleks serta
memperjelas dan memperkuat konsep-konsep yang mendasar.
Pelajarilah modul ini sungguh-sungguh, kemudian cobalah menyelesaikan
sendiri soal tanpa melihat kunci jawabannya, kecuali sudah selesai
mengerjakan. Bila masih terdapat kesalahan cobalah terus sampai jawaban
Anda mendekati kesempurnaan.
Sebaiknya modul ini dipelajari dari modul ke modul berikutnya secara
bertahap, karena modul yang satu selalu berkaitan dengan modul yang
lain, anggaran yang satu selalu berkaitan dengan anggaran yang lain. Hal
ini disebabkan penganggaran adalah suatu proses yang saling berkaitan
antara proses yang satu dengan proses yang lain.
Sebelum mempelajari Modul 2 dan modul seterusnya pelajarilah lebih
dahulu Modul 8 Kegiatan Belajar 2 agar Anda mendapat pemahaman tentang
istilah dalam akunting yang mendalam untuk penyusunan anggaran.
Untuk memudahkan memahami perhitungan anggaran sangat diperlukan
pemahaman dasar akunting dan statistik, karena penganggaran merupakan
bidang dari akunting dan termasuk bagian dari akunting manajemen.
Akunting, penganggaran, dan statistik bukanlah ilmu pasti, tetapi
menggunakan ilmu pasti, ilmu hitung, aljabar, dan matematika. Oleh
karena itu, untuk mempelajari penganggaran diperlukan pemahaman ilmu
pasti.
Secara ringkas, arus pembelajaran BMP Penganggaran ini dapat dilihat seperti bagan berikut ini:
Rangkuman Mata Kuliah
MODUL 1
GAMBARAN UMUM PENGANGGARAN PERUSAHAAN
Kegiatan Belajar 1
Perencanaan dan Penganggaran Perusahaan
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen dan penganggaran
merupakan salah satu jenis perencanaan. Penganggaran meliputi
penganggaran perusahaan dan penganggaran bukan perusahaan. Penganggaran
perusahaan berarti penganggaran untuk organisasi yang bertujuan mencari
laba, sedangkan penganggaran bukan perusahaan (penganggaran nirlaba)
berarti penganggaran untuk organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Penganggaran beda dengan anggaran, perencanaan beda dengan rencana.
Perencanaan adalah proses menyusun rencana, sedangkan rencana adalah
hasil perencanaan. Penganggaran adalah proses menyusun anggaran,
sedangkan anggaran adalah hasil penganggaran. Rencana dapat dinyatakan
dalam angka (kuantitatif) tetapi dapat juga tidak dinyatakan dalam angka
(kuantitatif), sedangkan anggaran dinyatakan dalam angka (kuantitatif)
dan umumnya dalam satuan mata uang. Penganggaran sangat erat hubungannya
dengan akunting, karena penganggaran merupakan salah satu bidang
akunting dan termasuk bagian akunting manajemen.
Anggaran banyak manfaatnya sebagai alat pelaksanaan pekerjaan, tetapi
anggaran juga mempunyai kelemahan, sebab anggaran dibuat berdasarkan
asumsi, bila asumsinya berubah maka anggaran kurang bermanfaat, kecuali
direvisi sesuai dengan perubahan asumsi.
Kegiatan Belajar 2
Fungsi dan Macam Anggaran
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan memberikan gambaran yang
jelas dalam satuan barang dan uang. Anggaran berfungsi sebagai alat
pelaksanaan memberikan pedoman agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara
selaras. Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan, yaitu digunakan
sebagai alat menilai pelaksanaan pekerjaan.
Anggaran dapat dikelompokkan dari segi dasar penyusunan terdiri atas:
anggaran variabel dan anggaran tetap, dari segi penyusunan terdiri atas
anggaran periodik dan anggaran kontinu, dari segi jangka waktu terdiri
atas: anggaran jangka panjang dan anggaran jangka pendek, dari segi
bidangnya terdiri atas: anggaran operasional dan anggaran keuangan, dari
segi kemampuan menyusun terdiri atas: anggaran komprehensif dan
anggaran parsial, dari segi fungsinya terdiri atas anggaran apropriasi
dan anggaran kinerja, dari segi penentuan harga pokok produk terdiri
atas: anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.
MODUL 2
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL I
Kegiatan Belajar 1
Peramalan Jualan
Peramalan menurut L.F. Orwick merupakan fungsi manajemen pertama sebelum
dilakukan perencanaan. Penganggaran merupakan salah satu jenis
perencanaan, karena anggaran adalah salah satu jenis rencana. Oleh
karena itu, sebelum dibuat anggaran terlebih dahulu dibuat ramalan.
Dalam hal ini sebelum dibuat anggaran jualan terlebih dahulu dibuat
ramalan jualan.
Teknik membuat ramalan jualan dapat dilakukan secara kualitatif dan
kuantitatif. Teknik membuat ramalan jualan secara kualitatif dengan
menggunakan metode pendapat, antara lain: pendapat para ahli, pendapat
para pramuniaga, pendapat survey konsumen, pendapat para manajer
pemasaran. Peramalan jualan secara kuantitatif, antara lain dapat
menggunakan analisis trend garis lurus, analisis trend bukan garis
lurus, analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan metode
distribusi probabilitas.
Peramalan jualan secara kualitatif biasanya digunakan untuk perusahaan
yang baru berdiri, belum mempunyai data kuantitatif, mempunyai data
kuantitatif tetapi tidak dapat digunakan (tidak lengkap). Peramalan
jualan secara kualitatif sifatnya subjektif, tidak seobjektif peramalan
jualan secara kuantitatif.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Jualan
Anggaran jualan adalah anggaran hasil penjualan. Jualan artinya hasil
penjualan. Penjualan artinya proses menjual. Menjual artinya menyerahkan
sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu pada saat tertentu.
Kegunaan anggaran jualan terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya, dan sebagai ujung tombak dalam memperoleh laba.
Faktor yang mempengaruhi anggaran jualan selain ramalan jualan, antara
lain faktor: pemasaran, keuangan, ekonomis, teknis, kebijakan
perusahaan, penduduk, kondisi, dan lain-lain.
Penyusunan anggaran jualan dimulai dari mempertimbangkan faktor yang
mempengaruhi anggaran jualan. Setelah itu menetapkan harga jual untuk
produk tertentu dan daerah tertentu. Kemudian membuat taksiran tiap
jenis produk yang akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada
daerah tertentu. Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran
jualan, dan kemudian disusunlah anggaran jualan.
MODUL 3
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL II
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Produksi dan Anggaran Biaya Produksi
Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya pabrik meliputi biaya
bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan biaya overhead
pabrik (BOP) yang terjadi pada satu periode, yaitu periode ini,
sedangkan biaya produksi meliputi BBB, BTKL, dan BOP yang terjadi pada
dua periode, yaitu periode lalu dan periode ini.
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah
proses kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi
dijadwalkan. Dengan demikian istilah anggaran produksi tidak tepat.
Oleh karena itu Kegiatan Belajar 1 ini diberi judul anggaran produk,
karena produk perlu dianggarkan.
Untuk menyusun anggaran produksi atau anggaran produk jadi dihasilkan
periode ini dihitung berdasarkan anggaran jualan ditambah sediaan produk
jadi akhir yang dianggarkan, menghasilkan produk jadi siap dijual.
Produk jadi siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal menghasilkan
produk yang dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi dihasilkan
periode ini:
Anggaran produk dapat disusun dalam empat cara: (1) mengutamakan
stabilitas produk, (2) mengutamakan stabilitas sediaan, (3) kombinasi
stabilitas produk dengan stabilitas sediaan, (4) disesuaikan dengan
keperluan manajemen.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Tujuan utama disusun anggaran bahan baku adalah untuk menjaga kelancaran
produksi, dan bahan baku adalah komponen utama dari suatu produk.
Kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai adalah kuantitas bahan baku
yang dibeli ditambah kuantitas sediaan bahan baku awal. Kuantitas bahan
baku dipakai adalah kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai dikurang
kuantitas sediaan bahan baku. Biaya bahan baku adalah kuantitas bahan
baku dipakai dikali harga bahan baku per unit. Kuantitas bahan baku
dipakai dapat juga diperoleh dari kuantitas produk jadi yang diproduksi
periode ini dikali standar bahan baku dipakai per unit produk.
Belian bahan baku adalah biaya bahan baku ditambah sediaan bahan baku awal dikurang sediaan bahan baku akhir.
Kegiatan Belajar 3
Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang langsung bekerja
mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang harus
dibayar untuk tenaga kerja langsung. Upah untuk tenaga kerja langsung
biasanya menggunakan sistem upah per unit produk yang dihasilkan atau
sistem upah per jam kerja langsung. Untuk memperoleh biaya tenaga
langsung yang dianggarkan adalah jam kerja langsung terpakai dikali
standar upah tenaga kerja langsung per jam. Jam kerja langsung terpakai
adalah produksi dianggarkan dikali standar jam tenaga kerja langsung.
Dengan adanya anggaran tenaga kerja langsung dapat disiapkan kas untuk pembayarannya, sehingga dapat memperlancar produksi.
Anggaran tenaga kerja langsung besar kecilnya dipengaruhi oleh produk
dianggarkan, standar jam kerja langsung, dan standar tarif upah tenaga
kerja langsung.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya yang terjadi di pabrik, selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Bila ingin menyusun
anggaran rugi-laba metode penentuan harga pokok variabel (variable
costing) maka biaya overhead pabrik dipisahkan menjadi BOP variabel dan
BOP tetap, tetapi bila ingin menyusun anggaran rugi-laba metode
penentuan harga pokok penuh BOP tidak perlu dipisahkan menjadi dua,
terkecuali untuk kepentingan pembedaan anggaran rugi-laba antara metode
penentuan harga pokok variabel dengan metode penentuan harga pokok
penuh.
MODUL 4
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL III
Kegiatan Belajar 1
Penyusunan Anggaran Beban Penjualan
Beban penjualan meliputi: beban komisi penjualan, beban promosi, beban
distribusi, beban penghapusan piutang usaha, beban turun harga, tetapi
tidak termasuk harga pokok barang terjual.
Beban penghapusan piutang usaha dan beban turun harga yang termasuk
beban penjualan, karena beban tersebut terjadinya ditaksir, sudah
diduga. Penghapusan piutang usaha dan turun harga yang terjadinya tidak
terduga (insidental) tidak termasuk beban penjualan, tetapi termasuk pos
luar biasa (insidental).
Beban penjualan merupakan beban (biaya) yang dikelompokkan menurut
fungsi organisasi, dalam hal ini beban penjualan merupakan tanggung
jawab fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi. tanggung jawab
fungsi manajer pemasaran. Beban penjualan terjadi sebagai akibat adanya
kegiatan penjualan. Beban penjualan berguna untuk meningkatkan volume
barang yang dijual.
Oleh karena itu, bila barang yang dijual tidak meningkat, sedangkan
beban penjualan meningkat maka manajer harus bertanggung jawab mengenai
permasalahan tersebut.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Beban Administrasi dan Anggaran Rugi Laba
Anggaran beban administrasi dan umum merupakan salah satu unsur beban
usaha. Beban usaha terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi
dan umum. Oleh karena itu, beban administrasi dan umum adalah beban
usaha dikurang beban penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban
selain beban penjualan, selain harga pokok barang terjual, selain beban
non usaha.
Kegunaan anggaran beban administrasi dan umum pada dasarnya untuk menunjang kegiatan produksi dan kegiatan penjualan.
Salah satu unsur beban administrasi dan umum adalah beban depresiasi
bangunan, beban depresiasi kendaraan dan alat keperluan kantor. Untuk
menentukan beban depresiasi ada beberapa metode yang dapat digunakan,
antara lain: metode beban tetap, metode beban berkurang, metode beban
bertambah, dan metode beban variabel.
Anggaran beban administrasi dan umum adalah salah satu unsur anggaran
operasional. Oleh karena itu, anggaran beban administrasi dan umum
diperlukan dalam menyusun anggaran rugi-laba.
Anggaran rugi-laba yang merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional
memerlukan anggaran keuangan, sebaliknya anggaran keuangan memerlukan
anggaran operasional. Sebagai contoh, untuk menyusun anggaran rugi-laba
(anggaran operasional) diperlukan anggaran sediaan (anggaran keuangan),
seperti anggaran sediaan bahan baku untuk menyusun anggaran biaya bahan
baku, anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses
diperlukan untuk menyusun anggaran rugi-laba. Di sisi lain untuk
menyusun anggaran keuangan (anggaran neraca), seperti anggaran modal
sendiri (anggaran laba di tahan) diperlukan anggaran rugi-laba, karena
rugi-laba mempengaruhi besar kecilnya modal sendiri (anggaran keuangan).
Rugi mengurangi modal sendiri, sedangkan laba menambah modal sendiri
MODUL 5
PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN I
Kegiatan Belajar 1
Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas dan memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber
kas dan arus kas keluar sebagai arus kas digunakan sehingga tampak
kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode tertentu
dari suatu organisasi.
Kas masuk dan kas keluar diklasifikasikan dalam kegiatan utama
perusahaan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan
pendanaan.
Salah satu tujuan pokok disajikan anggaran kas adalah untuk
menyelesaikan anggaran tentang likuiditas organisasi, dan manfaat (guna)
anggaran kas untuk mengetahui posisi kemampuan membayar kegiatan rutin
(kewajiban jangka pendek), serta memperkuat posisi dalam penawaran.
Anggaran kas dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu bentuk tunggal dan bentuk campuran.
Cara penyusunan anggaran kas ada dua cara pendekatan, yaitu (1)
pendekatan kas masuk dan kas keluar atau metode langsung, (2) pendekatan
akunting keuangan atau metode tak langsung (metode rekonsialisasi).
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Piutang
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor
yang bersedia melunasi pada waktu yang akan datang. Piutang usaha adalah
piutang yang timbul karena menjual barang atau jasa secara kredit.
Kegunaan piutang usaha yang utama adalah untuk meningkatkan volume barang yang dijual agar mampu bersaing.
Faktor yang mempengaruhi anggaran piutang antara lain: volume barang
yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit,
pemberian potongan, pembatasan kredit, kebijakan penagihan piutang.
Langkah penyusunan anggaran piutang usaha; pertama, mengumpulkan data
realisasi dan anggaran jualan; kedua, menentukan taksiran piutang tak
tertagih (bila ada) dan syarat pembayaran; ketiga, menghitung anggaran
piutang usaha termasuk menghitung taksiran kerugian piutang (bila ada);
dan keempat, menyusun anggaran piutang
MODUL 6
PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN II
Kegiatan Belajar 1
Penyusunan Anggaran Sediaan
Sediaan pada perusahaan manufaktur terdiri atas: sediaan produk jadi,
sediaan produk dalam proses, sediaan bahan baku, sediaan bahan pembantu,
sediaan suku cadang, sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya tiga
macam sediaan, yaitu sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses,
dan sediaan bahan baku.
Sediaan pada perusahaan dagang terdiri atas: sediaan barang dagangan,
dan sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya sediaan barang dagangan.
Cara menentukan anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam
proses menggunakan (1) tingkat perputaran sediaan. Anggaran sediaan
produk jadi juga dapat dihitung dengan cara (2) membuat anggaran produk.
Anggaran sediaan bahan baku dapat dihitung dengan tiga cara: (1)
menggunakan tingkat perputaran sediaan, dapat dengan cara (2) menentukan
tingkat kuantitas pesanan ekonomis (KPE), di samping itu juga dapat
dihitung dengan cara (3) membuat anggaran belian bahan baku.
Anggaran sediaan barang dagangan dapat dihitung dengan tiga cara: (1)
tingkat perputaran sediaan, (2) menentukan tingkat pesanan ekonomis.,
dan (3) membuat anggaran belian barang dagangan.
Cara menentukan anggaran sediaan bahan baku dengan memb:aat anggaran
belian bahan baku, dan cara menentukan anggaran sediaan barang dagangan
dengan membuat anggaran belian barang dagangan cocok bila akunting
keuangan menggunakan pencatatan metode fisik.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Utang dan Neraca
Utang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang
jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya tidak lebih dari satu
tahun. Seperti: utang usaha, beban terutang, utang wesel, dan lain-lain.
Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu
tahun, seperti utang obligasi.
Utang jangka pendek digunakan untuk membelanjai modal kerja (harta
lancar), sedangkan utang jangka panjang digunakan untuk membelanjai
harta tak lancar. Belanja harta lancar dan harta tak lancar ini dapat
digunakan untuk kegiatan ekspansi, yaitu memperluas kegiatan produksi
dan pemasaran untuk meraih laba yang sebesar-besarnya.
Kegiatan ekspansi akan memperbesar utang, di samping itu juga struktur
modal mempengaruhi besar kecilnya utang, semakin besar modal sendiri
semakin besar kesempatan memperoleh utang yang besar, sebaliknya semakin
kecil modal sendiri yang dimiliki semakin kecil kemungkinan memperoleh
utang yang besar.
Modal sendiri dari suatu badan usaha strukturnya berbeda antara badan
usaha yang satu dengan badan usaha yang lain. Di Indonesia dikenal badan
usaha perseorangan, firma, persekutuan komanditer, perseroan terbatas,
dan koperasi.
MODUL 7
PENYUSUNAN ANGGARAN VARIABEL DAN ANGGARAN TETAP
Kegiatan Belajar 1
Penyusunan Anggaran Perusahaan Industri
Penyusunan anggaran tetap perusahaan industri terdiri atas anggaran
operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional dan anggaran
keuangan disebut anggaran induk. Anggaran tetap menggunakan metode
penentuan harga pokok penuh, sedangkan anggaran variabel menggunakan
penentuan harga pokok variabel. Anggaran tetap disusun untuk
diperbandingkan dengan realisasi laporan keuangan dihasilkan oleh
akunting keuangan, sedangkan anggaran variabel digunakan manajemen untuk
perencanaan laba jangka pendek dan pengambilan keputusan keuangan,
seperti: keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, keputusan
menaikkan harga jual atau menaikkan volume jualan.
Dalam anggaran tetap terdapat: anggaran jualan, anggaran produk,
anggaran biaya bahan baku dan anggaran belian bahan baku, anggaran biaya
overhead pabrik, anggaran harga pokok barang terjual, anggaran
laba-rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca.
Dalam anggaran variabel terdapat anggaran laba-rugi direncanakan dengan
membuat anggaran titik impas, dan anggaran laba-rugi untuk alternatif
pengambilan keputusan.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang
Perusahaan manufaktur (industri) kegiatannya membeli barang untuk diolah
menjadi produk jadi, sedangkan perusahaan dagang kegiatannya membeli
barang untuk dijual. Dengan demikian anggaran pada perusahaan dagang
lebih sedikit daripada perusahaan industri. Penyusunan anggaran
perusahaan dagang lebih sederhana dibandingkan dengan penyusunan
anggaran perusahaan manufaktur, karena dalam perusahaan dagang tidak
terdapat istilah bahan baku, tenaga kerja langsung overhead pabrik,
produk jadi, dan produk dalam proses. Produk jadi yang terdapat dalam
perusahaan manufaktur, dalam perusahaan dagang terdapat barang dagangan.
Seperti halnya pada perusahaan manufaktur terdapat anggaran tetap dan
anggaran variabel, pada perusahaan dagang juga terdapat anggaran tetap
dan anggaran variabel, tetapi pada perusahaan dagang tidak menggunakan
metode penentuan harga pokok penuh untuk menyusun anggaran tetap seperti
yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Anggaran tetap pada
perusahaan dagang meliputi anggaran jualan, anggaran belian barang
dagangan, anggaran harga pokok barang terjual, anggaran beban penjualan
dan administrasi (beban usaha), anggaran laba-rugi, anggaran kas, dan
anggaran neraca.
Begitu juga dalam hal menyusun anggaran variabel pada perusahaan dagang
tidak menggunakan metode penentuan harga variabel seperti yang terdapat
pada perusahaan manufaktur. Hal ini disebabkan perusahaan dagang tidak
berproduksi sehingga tidak menggunakan metode penentuan harga pokok
produk. Harga pokok barang terjual pada perusahaan dagang merupakan
biaya variabel, sedangkan harga pokok barang terjual dalam perusahaan
manufaktur yang menggunakan metode penentuan harga pokok penuh bukan
termasuk biaya variabel, kecuali menggunakan metode penentuan harga
pokok variabel. Anggaran variabel pada perusahaan dagang seperti halnya
pada perusahaan manufaktur dapat digunakan untuk perencanaan laba jangka
pendek dan dapat juga digunakan dalam pengambilan keputusan, hanya saja
dalam Kegiatan Belajar 2 ini tidak diuraikan tentang anggaran variabel
yang digunakan dalam pengambilan keputusan, karena pada dasarnya sama
dengan perusahaan manufaktur.
Kegiatan Belajar 3
Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa
Bank seperti halnya kegiatan produksi di perusahaan atau kegiatan
pembeli barang dagangan di pasar perusahaan dagang. Kegiatan kredit di
bank seperti halnya kegiatan penjualan di perusahaan manufaktur dan
perusahaan dagang.
Siapa pun di bank terdiri atas simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito.
Kredit di bank terdiri atas, kredit modal kerja, kredit investasi dan
kredit konsumsi. Kredit modal kerja dan kredit investasi biasanya
disebut kredit produksi sebagai lawan kredit konsumsi.
Dalam penjelasan anggaran variabel per gandaan, bunga simpanan merupakan
biaya variabel sedangkan bunga kredit dapatan (revenues).
Analisis selisih pada perusahaan pada perubahan analisis selisih terdiri
dari atas analisis selisih kredit berupa selisih volume kredit dan
analisis selisih simpanan berupa selisih volume simpanan selisih tingkat
bunga simpanan dan selisih biaya bunga simpanan.
Pada perusahaan jasa perpakiran juga dapat dibuat analisis titik impas
seperti halnya pada perusahaan jasa, analisis titik impas penting dalam
hal persamaan jangka pendek karena dengan diketahui titik impas dapat
menyediakan barang jasa yang dijual agar tidak berada di bawah titik
impas yang mengakibatkan perusahaan merugi.
MODUL 8
ANALISIS KEUANGAN DAN AKUNTING DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
Kegiatan Belajar 1
Penggunaan Analisis Keuangan untuk Penyusunan Anggaran
Analisis keuangan berupa rasio keuangan dan analisis masa resisi dapat digunakan untuk menyusun anggaran.
Rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
rentabilitas. Rasio rentabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba dengan sumber daya yang tersedia. Rasio
rentabilitas, seperti: margin laba kotor, rentabilitas ekonomis, dan
rentabilitas modal sendiri. Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar. Rasio likuiditas
seperti: rasio kas, rasio piutang, rasio cepat, rasio lancar, perputaran
sediaan, periode pengumpulan, piutang. Rasio solvabilitas adalah rasio
untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio
solvabilitas seperti rasio utang dan modal, rasio utang jangka panjang
dengan modal, struktur keuangan vertikal, dan struktur keuangan
horizontal. Untuk menyusun anggaran digunakan rasio keuangan yang ideal
menurut manajemen.
Untuk mengantisipasi keadaan masa resisi sangat penting bagi suatu
perusahaan membuat anggaran pada masa sebelum resisi dan pada masa
resisi yang kemungkinan akan terjadi.
Kegiatan Belajar 2
Kerancuan dalam Akunting
Aktiva tetap tidak berwujud beda artinya dengan aktiva tidak berwujud.
Aktiva tidak berwujud meliputi arti aktiva tetap tidak berwujud dan
aktiva lancar tidak berwujud, serta aktiva tidak lancar lainnya yang
tidak berwujud.
Kewajiban beda artinya dengan utang. Kewajiban meliputi arti utang dan modal sendiri.
Penghasilan beda dengan pendapatan, penghasilan artinya proses
memperoleh hasil, sedangkan pendapatan artinya proses memperoleh yang
didapat. Dalam laporan laba-rugi mestinya menggunakan istilah hasilan
(income) dan dapatan (revenues), bukan penghasilan dan pendapatan,
karena yang dimaksud bukan prosesnya, tetapi hasilnya.
Biaya (cost) dan beban (expenses) dapat beda maksudnya. Biaya dalam arti
luas meliputi harga pokok dan beban. Biaya dalam arti luas tidak dapat
digunakan dalam akunting keuangan.
Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya produksi meliputi biaya
pabrik, sedangkan biaya pabrik bagian daripada biaya produksi.
MODUL 9
PENGANGGARAN NIRLABA
Kegiatan Belajar 1
Gambaran Umum Penganggaran Nirlaba
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi
organisasi sektor publik. Anggaran publik penting sebab anggaran
membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan
instrumen kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi
melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan anggaran,
pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk
menggerakkan pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran merupakan sarana untuk
menunjukkan akuntabilitas pemerintah terhadap publik.
Terdapat dua pendekatan dalam menyusun anggaran sektor publik, yaitu
pendekatan tradisional dan pendekatan Manajemen Publik Baru (MPB).
Anggaran tradisional memiliki ciri utama bersifat tambahan dan bersifat
belanja bagian. Pendekatan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dari
sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan MPB terdiri dari beberapa
jenis, yaitu anggaran kinerja, anggaran berdasar nol, dan SP3. Anggaran
dengan pendekatan MPB sangat menekankan pada-konsep nilai uang dan
pengawasan atas kinerja keluaran. Perubahan dari sistem anggaran
tradisional menuju sistem anggaran dengan pendekatan MPB merupakan
bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi anggaran sektor publik
dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan
publik dan menekankan nilai uang. Beberapa jenis anggaran dengan
pendekatan MPB, seperti anggaran berdasar nol, SP3 dan anggaran kinerja
perlu dikaji lebih mendalam sebelum diaplikasikan, karena pada
masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan.
Penerapan sistem anggaran juga perlu mempertimbangkan aspek sosial,
kultural, dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.
Dari uraian tentang sistem perencanaan, pemrograman dan penganggaran (SP3) ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan:
1. Bahwa SP3 adalah alat pembantu bagi pemimpin untuk mengambil
keputusan di dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Ini berarti bahwa SP3 bukanlah suatu sistem yang merencanakan atau
memformulasikan sesuatu tujuan sebagaimana biasanya yang menjadi esensi
pokok dari suatu perencanaan. Bagaimana kualifikasi satu tujuan misalnya
tujuan pembangunan dari suatu negara, atau daerah tertentu bukanlah
tanggung jawab SP3, karena hal seperti itu merupakan tanggung jawab dari
pemegang kendali politik kenegaraan. Apa yang telah diformulasikan oleh
para pemegang kendali politik kenegaraan, yaitu para negarawan dan
politisi baik yang ada di dalam pemerintahan maupun yang ada di dalam
Lembaga Legislatif yang kelak menjadi tujuan nasional, ke arah mana
seluruh kebijakan ditujukan. Di sinilah letak peranan SP3, yaitu sebagai
alat yang dipakai untuk merumuskan berbagai macam kegiatan yang
didukung oleh sumber yang langka yang karenanya harus disusun
pengalokasian penggunaannya secara nasional, berdaya guna dan berhasil
guna sehingga tujuan yang telah ditetapkan oleh para pemegang kendali
pemerintahan dan kenegaraan itu benar-benar dicapai. Sebagai suatu
metode dan sebagai suatu sistem tata laksana anggaran, SP3 dapat
memungkinkan pendayagunaan secara maksimal daya yang langka tersebut,
melalui suatu proses perencanaan yang di dalamnya terlihat proses
mencari alternatif pemecahan masalah. Apabila hal tersebut telah dapat
diketahui maka selanjutnya dapat menuju kepada penyusunan langkah
konkret dalam bentuk pembuatan program dan pembuatan anggaran.
2. Bahwa SP3 meletakkan tanggung jawab yang besar terhadap pemimpin
untuk berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mengusahakan
agar aparat organisasi yang di bawah koordinasi dan
kekuasaan/komandonya, tidak ada yang terlepas atau menyimpang dari
sasaran yang hendak dicapai. Konsekuensinva ialah pemimpin harus
merupakan pemegang inisiatif yang dominan di dalam mengarahkan pembuatan
perencanaan dan pembuatan program serta kegiatan yang harus dilakukan
oleh aparat secara integratif.
3. Bahwa SP3 adalah proses perencanaan anggaran yang merupakan refleksi
dari pengalaman yang lalu, yang mempengaruhi anggaran yang sekarang dan
kemudian proyeksi pada anggaran yang akan datang. Dalam menetapkan,
berbagai macam program dan proyek di samping terikat kepada tujuan
jangka pendek dan menengah serta jangka panjang juga terikat kepada
kemampuan yang nyata dari hasil pelaksanaan sehingga memungkinkan
perubahan atau variasi' dari penentuan target berikutnya.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Negara di Indonesia
Tahap penyusunan anggaran negara di Indonesia pada dasarnya ada empat
karena tahap pengawasan atas pelaksanaan anggaran termasuk tahap
pelaksanaan anggaran. Tahap pertama adalah tahap persiapan, yaitu tahap
penyusunan rancangan anggaran yang memerlukan jangka waktu penyusunan
sekitar 6 bulan. Pada tahap pertama ini pekerjaan persiapan anggaran
dilaksanakan oleh unit khusus dalam suatu organisasi pemerintahan, di
Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Keuangan cq. Direktorat Jenderal
Anggaran bekerja sama dengan Bappenas yang menyangkut anggaran
pembangunan. Tahap kedua, adalah tahap pengesahan yaitu tahap pengajuan
rancangan anggaran kepada DPR untuk disahkan, yang memerlukan jangka
waktu sekitar 3 bulan. Pada tahap kedua ini merupakan tahap penentuan
anggaran, meliputi kegiatan analisis, evaluasi atas berbagai macam
permintaan anggaran dengan mempertimbangkan faktor penunjang dan faktor
penghambat terutama prioritas target yang hendak dicapai, selain itu
disiapkan semua memorandum (nota keuangan) yang memberikan alasan bagi
penentuan anggaran. Tahap ketiga adalah tahap pelaksanaan dan pengawasan
anggaran memerlukan waktu 12 bulan. Pada tahap ketiga ini dipersoalkan
tentang tata cara pengurusan uang anggaran dan cara pengawasannya. Tahap
keempat adalah tahap terakhir, yaitu tahap pertanggungjawaban anggaran
memerlukan waktu 6 bulan. Pada tahap keempat ini merupakan tahap
penyusunan laporan pertanggungjawaban anggaran, laporan realisasi
anggaran, Nota Perhitungan Anggaran Negara (Nota PAN) yang disertai
hasil pemeriksaan BPK. Dengan demikian satu siklus anggaran memerlukan
jangka waktu 2 7 bulan.
Anggaran Sumber dan Belanja Negara seperti pada Tabel 9.2 yang sering
dikenal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah seperti Tabel 9.4 sesungguhnya
merupakan anggaran kas, yaitu anggaran sumber atau anggaran pendapatan
merupakan anggaran kas masuk, sedangkan anggaran belanja merupakan
anggaran kas keluar
No comments:
Post a Comment