konsep dasar akutansi


Definisi
Akuntansi adalah teknik yang menggambarkan proses pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak internal dan pihak eksternal dalam sebuah perusahaan. Faktor pendukung dalam proses akuntansi diantaranya meliputi jurnal/jurnal khusus sebagai tempat dicatatnya transaksi, buku besar sebagai tempat postingan dari jurnal, Neraca saldo sebagai tempat mencatat seluruh saldo di buku besar, Neraca lajur sebagai tempat pengikhtisaran seluruh rekening agar menghasilkan laporan keuangan yang akurat.


Konsep Dasar Akuntansi
  1. Kesatuan akuntansi artinya akuntansi harus diselenggarakan sesuai ruang lingkup kepentingannya. Misalnya: Pemilik tidak boleh membebankan biaya pembelian sembako untuk keperluan keluarga ke dalam akuntansi.
  2. Kesinambungan artinya akuntansi diselenggarakan dengan asumsi akan terus melakukan usahanya dan tanpa bermaksud akan dibubarkan. Betapa ruginya jika anda mengeluarkan modal besar, tapi tiba-tiba perusahaan anda gulung tikar, tentu mubazir bukan. Lakukanlah riset sebelum menjalankan usaha anda.
  3. Pengukuran artinya semua kejadian dan transaksi dalam akuntansi dinilai dalam bentuk uang.
  4. Periode akuntansi artinya laporan akuntansi dalam hal ini laporan keuangan harus menyajikan informasi untuk waktu atau periode tertentu.

Akuntansi Manajemen

Modul 1 mengenai Akuntansi Manajemen Secara Garis Besar. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menjelaskan apa yang dibahas dalam Akuntansi Manajemen dan alat apa saja yang bisa diperoleh dari data-data akuntansi untuk membantu manajemen dalam mengelola perusahaan yang berhubungan dengan fungsi-fungsi manajemen yang bersifat kuantitatif finansial.
Modul 2 mengenai Anggaran Fleksibel dan Analisis Perilaku Biaya. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu melakukan analisis dengan menggunakan anggaran fleksibel meliputi cara penyusunan anggaran fleksibel, penggunaan anggaran tersebut untuk penilaian pelaksanaan dan cara memisahkan biaya sesuai dengan tingkah lakunya.
Modul 3 mengenai Direct Costing & Analisis Biaya, Volume dan Laba. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu memecahkan kasus-kasus yang berhubungan dengan penerapan variable costing, full costing dan analisis biaya, volume dan laba.
Modul 4 mengenai Konsep-konsep Biaya Dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu memecahkan kasus-kasus yang berhubungan dengan pengambilan keputusan jangka pendek dan konsep-konsep biaya relevan serta konsep-konsep lainnya dalam hubungannya dengan perencanaan serta pengambilan keputusan.
Modul 5 mengenai Konsep dan Penerapan Sistem Activity Based Costing (ABC) dan Just In Time (JIT). Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu memecahkan kasus-kasus yang berhubungan dengan penerapan perhitungan biaya produksi yang berbasis aktivitas (Activity Based Costing) dan Sistem Just In Time (JIT).
Modul 6 mengenai Biaya Standar dan Analisis Varians. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu menerapkan konsep biaya standar dan analisis varians sebagai alat bantu manajemen dalam mengendalikan biaya.
Modul 7 mengenai Akuntansi Pertanggungjawaban (Pusat Biaya). Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu memecahkan kasus-kasus pengendalian biaya melalui penyusunan anggaran partisipasi (participative budgeting) dan penyusunan pola pengendalian dengan akuntansi pertanggungjawaban.
Modul 8 mengenai Akuntansi Pertanggungjawaban (Pusat Laba). Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu memecahkan kasus-kasus yang berhubungan dengan pusat laba, pusat investasi, penilaian pusat laba dan pusat investasi serta masalah alat-alat penilai pusat laba dan evaluasi terhadap hasil prestasi pusat laba dan pusat investasi.
Modul 9 mengenai Penentuan Harga Jual dan Laporan untuk Manajemen. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar Anda mampu untuk menentukan harga jual dengan metode yang tepat dan menyusun laporan untuk manajemen.
Guna lebih memudahkan dalam memahami Buku Materi Pokok mata kuliah ini, berikut ini disampaikan Desain Instruksional yang menggambarkan tujuan dari instruksional tiap topik bahasan dan kompetensi-kompetensi pendukung yang harus Anda kuasai untuk mencapai kompetensi utama mata kuliah ini.
Rangkuman Mata Kuliah


MODUL 1
AKUNTANSI MANAJEMEN SECARA GARIS BESAR
Kegiatan Belajar 1
Pengertian Akuntansi Manajemen
Secara garis besar ilmu akuntansi dibagi menjadi dua bagian yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan berorientasi pada penyajian laporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan dan sebaliknya akuntansi manajemen berorientasi pada laporan untuk pihak-pihak di dalam/internal manajemen.
Dalam organisasi perusahaan, akuntan manajemen mempunyai posisi staf, artinya akuntan manajemen tidak secara langsung berfungsi di dalam bidang operasi untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan. Jadi akuntan manajemen pada dasarnya merupakan bagian pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengarahan, pengawasan dan pengambilan keputusan, agar manajemen dapat lebih mudah menjalankan fungsinya yang berhubungan dengan keuangan. Selain itu akuntansi manajemen juga bertanggung jawab terhadap tugas seperti perencanaan anggaran, bagian pelaporan, bagian studi khusus, bagian pengumpulan informasi, informasi keuangan dan informasi kuantitatif lainnya serta bagian-bagian lain yang menunjang.
Kegiatan Belajar 2
Tinjauan pada Laporan Keuangan dan Manfaat Laporan Keuangan
Akuntansi keuangan merupakan suatu proses untuk menyajikan informasi keuangan yang ditujukan terutama untuk pihak luar perusahaan. Akuntansi keuangan mempunyai pola khusus dalam penyajian-penyajian laporannya. Pola khusus ini harus dimulai dari proses pertama yang disebut persamaan akuntansi.
Persamaan akuntansi akan mempermudah penyusunan keuangan di dalam akuntansi manajemen, akuntan manajemen juga berkepentingan untuk menggunakan laporan keuangan dari akuntansi keuangan. Manfaat laporan keuangan tersebut untuk manajemen, misalnya laporan keuangan yang berupa neraca dan disajikan beberapa periode berturut-turut akan bisa digunakan untuk menganalisis kemampuan keuangan perusahaan seperti likuiditas dan solvabilitasnya yang akan menunjukkan kemampuan perusahaan pada waktu-waktu yang lalu mengenai kewajiban-kewajibannya.
Selain itu laporan keuangan yang berupa laporan laba-rugi bisa digunakan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dinyatakan dengan rasio rentabilitas. Laporan keuangan lainnya yang bermanfaat bagi manajemen adalah laporan sumber dan penggunaan modal kerja. Laporan ini untuk memperoleh informasi selama satu periode berjalan dari mana saja modal kerja diperoleh dan untuk apa saja modal kerja digunakan. Informasi-informasi laporan keuangan bisa memberi manfaat bagi akuntansi manajemen mengenai kondisi perusahaan dan hal-hal keuangan lain di masa lalu.
Kegiatan Belajar 3
Informasi Akuntansi untuk Akuntansi Manajemen
Informasi-informasi di dalam perusahaan terdiri dari informasi kualitatif dan informasi kuantitatif. Informasi akuntansi manajemen berhubungan dengan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan, yang sumber datanya berasal dari informasi operasi.
Untuk pembahasan di dalam akuntansi manajemen, informasi keuangan tersebut digolongkan menjadi tiga golongan informasi. Yaitu informasi biaya diferensial, informasi biaya penuh, dan informasi akuntansi pertanggungjawaban. Namun pembahasan untuk modul akuntansi manajemen ini semua informasi tersebut akan dihubungkan dengan fungsi-fungsi manajemen yaitu: (1) informasi akuntansi untuk perencanaan dan pengarahan, (2) informasi akuntansi untuk pengorganisasian dan penyusunan staf, (3) informasi akuntansi untuk pengendalian dan (4) informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan.
Biasanya, pengambilan keputusan selalu berhubungan dengan tindakan tertentu, misalnya perencanaan, oleh karena itu pembahasannya biasanya dijadikan satu, misalnya perencanaan dan pengambilan keputusan, pengendalian dan pengambilan keputusan.

MODUL 2
ANGGARAN FLEKSIBEL DAN ANALISIS PERILAKU BIAYA
Kegiatan Belajar 1
Anggaran Fleksibel Sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian
Anggaran fleksibel adalah suatu anggaran yang penyusunannya dikelompokkan pada berbagai tingkat kegiatan. Anggaran fleksibel memisahkan antara biaya variabel dengan biaya tetap, sebab biaya variabel akan bervariasi jumlahnya sebanding dengan variasi kegiatan, sehingga harus dipisahkan jumlahnya antarberbagai tingkat kegiatan, sedang biaya tetap tidak perlu dikelompokkan untuk masing-masing tingkat kegiatan karena jumlah biaya tetap tidak dipengaruhi oleh pembahan kegiatan.
Untuk kepentingan pengendalian, anggaran fleksibel lebih tetap digunakan dibanding anggaran tetap, sebab analisis dengan anggaran fleksibel akan menunjukkan penghematan dan pemborosan biaya pada tingkat kegiatan sesungguhnya, sehingga apabila realisasi menunjukkan tingkat kapasitas 90.000 unit, maka alat perencanan (anggaran) untuk evaluasi digunakan anggaran pada kapasitas yang sama yaitu 90.000 unit.
Anggaran tetap tidak tepat untuk pengendalian biaya-biaya yang bersifat fluktuatif dengan kegiatan karena akan keliru memberikan evaluasi. Anggaran tetap hanya tepat untuk mengendalikan biaya-biaya tertentu seperti biaya riset dan pengembangan, karena biaya ini dianggarkan hanya pada tingkat pengeluaran maksimum, selain itu biaya seperti riset dan pengembangan diikuti dan dihubungkan dengan hasilnya.
Anggaran fleksibel sebagai alat pengendalian akan memberikan informasi, seberapa besar efektivitas pengeluaran biaya pada kegitan yang telah dijalankan. Akhirnya anggaran fleksibel tidak akan memberikan informasi yang salah dengan mencantumkan biaya dan pendapatan sesuai dengan kapasitas yang direalisasi, karena penanggung jawab biaya akan dievaluasi pada tingkat pengawasan yang riil dan masuk akal.
Kegiatan Belajar 2
Analisis Perilaku Biaya untuk Penyusunan Anggaran Fleksibel dan Kasus-kasus
Berdasarkan tingkah lakunya biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
• Biaya variabel
• Biaya tetap
• Biaya semi variabel
Klasifikasi menurut kepentingan pengendalian terhadap biaya tersebut terutama dalam hubungannya dengan anggaran fleksibel, maka biaya semi variabel harus dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu: sebagian masuk biaya variabel dan sebagian masuk biaya tetap. Klasifikasi menurut kepentingan pemisahan bisa digunakan satu di antara cara-cara berikut:
• Metode Engineer (Engineering Method)
• Metode penghentian kegiatan (Stand by Method)
• Metode gerak dan waktu (Time and Motion Study Method)
• Metode titik tertinggi dan terendah (High and Low Point Method)
• Metode Diagram Menyebar (Statistical Scattegraph Method)
• Metode kuadrat terkecil (Least Square Method).
Setelah pemisahan dilakukan maka biaya semi variabel tersebut akan mudah dikendalikan dibanding apabila masih dalam bentuk biaya campuran.
Biaya variabel mempunyai tingkah laku, secara total berubah-ubah mengikuti perubahan kegiatan tetapi per satuan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan kapasitas.
Biaya tetap mempunyai tingkah laku, secara total tetap artinya tidak dipengaruhi oleh perubahan kegiatan, tetapi persatuan makin besar kegiatan makin kecil biaya persatuannya.
Dengan mengenali perilaku biaya berarti manajemen lebih mudah mengendalikan, misalnya biaya tetap yang lebih besar secara total dari anggaran yang sudah ditentukan selalu tidak menguntungkan, sedang biaya variabel perubahannya harus sama persen-tasenya dengan perubahan kegiatan apabila kegiatan naik 10% maka biaya variabel seharusnya naik 10% apabila kenaikannya melebihi 10% berarti ada pemborosan.
Perilaku biaya seringkali dibatasi oleh kapasitas peralatan perusahaan yang terpasang. Kapasitas tersebut didasarkan pada pengalaman perusahaan yang bisa dicapai di masa yang lalu dan kapasitas perusahaan diharap akan bisa dicapai di masa yang akan datang. Kapasitas ini disebut jenjang yang layak atau jenjang relevan (relevant range).

MODUL 3
DIRECT COSTING & ANALISIS BIAYA VOLUME DAN LABA
Kegiatan Belajar 1
Full Costing & Variable Costing
Direct costing/variabel costing adalah penentuan harga pokok produksi, di mana hanya biaya variabel saja yang dibebankan sebagai elemen biaya produksi. Dengan penentuan seperti itu, maka akan mempengaruhi cara penyajian laporan laba/rugi, di mana laporan laba/rugi akan disajikan sebagai berikut:
Penjualan Rpxxx
Biaya variabel Rpxxx _
Marjin kontribusi Rpxxx
Biaya tetap Rpxxx _
Laba bersih Rpxxx
Keuntungan dari pendekatan variable costing adalah tidak menunda pembebanan biaya tetap produksi, karena biaya tetap dianggap biaya periode. Dengan pembebanan seluruh biaya tetap ke periode dikeluarkannya, maka laba bersih akan menunjukkan jumlah yang berfluktuasi secara proporsional dengan penjualan, sehingga bagi manajemen lebih informatif. Direct costing mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:
a. untuk perencanaan laba jangka pendek
b. untuk pengambilan keputusan
c. untuk penentuan harga jual
d. dan lain-lain.
Kelemahan dari direct costing yang utama adalah tidak bisa disajikan kepada pihak ekstern karena tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum (PABU).
Kegiatan Belajar 2
Analisis Biaya, Volume dan Laba
Salah satu alat analisis biaya, volume dan laba adalah "titik impas" atau break even point, yaitu suatu petunjuk yang memberi informasi bahwa suatu perusahaan tidak mendapat laba dan tidak rugi. Dalam kondisi break even perusahaan mempunyai tingkat penjualan sama besar dengan total biaya. Perhitungan break even point bisa dilakukan dengan tiga cara:
Persamaan,
BEP = Penjualan - Biaya total = 0
1. Rumus

2. Grafik

Untuk perencanaan laba, break even point, bisa digunakan dengan menambahkan laba yang diinginkan pada biaya tetap dalam rumus break even point:

Untuk kepentingan perhitungan break even point, biaya harus bisa dipisahkan ke dalam elemen biaya tetap dan variabel sehingga apabila ada elemen semi variabel harus dipisahkan terlebih dulu. Apabila break even point ingin disajikan dalam jumlah unit maka bisa ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Kegiatan Belajar 3
Analisis Biaya, Volume dan Laba (Lanjutan)
Analisis biaya, volume dan laba dengan teknik break even point dalam Kegiatan Belajar 2 hanya dibatasi untuk perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dan perhitungan break even point-nya secara total baik rupiah maupun unit. Teknik analisis biaya, volume dan laba-laba yang lain adalah:
a. Break even mixed (produk lebih dari satu)
b. Break even per unit
c. Biaya, volume dan laba dalam grafik (cost, profit Volume graph)
d. Analisis garis keamanan (margin of safety)
1. Break even mixed adalah cara analisis terhadap hubungan biaya, volume dan laba dimana perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk, dengan BEP mixed biaya tetap akan ditutup oleh produk yang marjinal (kontribusi rasio paling tinggi dan berturut-turut ke produk yang kontribusi rasionya lebih rendah)
2. Break even per unit, dengan BEP per unit maka tingkah laku biaya tetap maupun variabel bisa diikuti dan perhitungan break even akan diketemukan pada volume produksi di mana biaya tetap ditambah biaya variabel sama dengan harga jual per unitnya.
3. Grafik biaya, volume dan laba menggambarkan hubungan antara biaya, volume dan laba dalam berbagai tingkat volume. Dengan teknik analisis ini bisa dipantau berapa laba/rugi berubah akibat perubahan volume.
4. Margin of safety adalah teknik analisis yang memberi gambaran seberapa jauh anggaran penjualan bisa turun agar perusahaan tidak rugi.
Cara mencari Margin of Safety dengan persamaan:

Makin tinggi tingkat keamanan (margin of safety) berarti perusahaan mempunyai tingkat penurunan penjualan yang jauh dari kerugian akibat turunnya penjualan.

MODUL 4
KONSEP-KONSEP BIAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN JANGKA PENDEK
Kegiatan Belajar 1
Konsep Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek
Konsep-konsep biaya yang penting dalam membantu manajemen untuk mengambil keputusan, yaitu:
a. Konsep biaya masa lalu dan biaya akan datang (historical and future costs)
b. Konsep biaya tenggelam dan biaya tunai (sunk and out of pocket costs)
c. Konsep biaya relevan dan tidak relevan (relevant and irrelevant costs)
d. Konsep biaya kesempatan (opportunity costs)
e. Konsep biaya marginal dan biaya differensial (marginal and differential costs)
f. Konsep biaya bisa dihindarkan dan tidak bisa dihindarkan (avoidable and unavoidable costs)
g. Konsep biaya modal sendiri (imputed costs)
Informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan harus mempunyai karakteristik informasi, yaitu: relevan, akurat, tepat waktu dan juga berkualitas.
Biaya relevan merupakan biaya yang patut dipertimbangkan oleh manajer untuk kepentingan pengambilan keputusan jangka pendek. Biaya relevan mempunyai sifat:
a. Setiap alternatif berbeda jumlahnya
b. Dikeluarkan untuk kepentingan waktu yang akan datang
Untuk kepentingan pengambilan keputusan jangka pendek, biaya relevan diterapkan dan akan memberi indikasi apakah suatu alternatif sebaiknya dipilih atau tidak. Ada beberapa model pengambilan keputusan jangka pendek di antaranya:
a. Menerima atau menolak pesanan khusus
b. Membuat atau membeli dari luar elemen tertentu.
Pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, keputusan menerima atau menolak didasarkan atas perhitungan yang memberi informasi bahwa biaya relevan untuk membuat produk yang dipesan lebih rendah dari pendapatan (revenue) yang diperoleh dari pesanan khusus tersebut.
Pengambilan keputusan membuat atau membeli elemen tertentu dari luar, keputusan membuat atau membeli didasarkan atas perhitungan yang memberi informasi bahwa biaya relevan untuk membuat sendiri lebih kecil atau lebih besar dari harga yang harus dibayar apabila membeli.
Biaya relevan seringkali biaya yang bersifat variabel namun tidak semua biaya relevan bersifat variabel, dalam keadaan tertentu biaya relevan kadang kala bersifat periodik (tetap), misalnya dalam kasus membuat sendiri, perlu dibayar sewa ruang kalau membeli dari luar tidak perlu, sewa bersifat tetap dan dalam hal ini masuk kelompok biaya relevan.
Kegiatan Belajar 2
Konsep-konsep Biaya Lainnya dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek
Konsep biaya dalam pengambilan keputusan jangka pendek yang merupakan bagian dari konsep biaya relevan adalah biaya kesempatan (opportunity cost) dan biaya terhindarkan (Avoidable cost).
Biaya kesempatan, bukan biaya dalam arti pengeluaran kas atau beban utang tetapi merupakan kesempatan memperoleh pendapatan yang hilang karena memilih alternatif. Konsep biaya kesempatan digunakan dalam kasus seperti menjual atau melanjutkan proses produksi, bila perusahaan memilih untuk melanjutkan proses produksi dari barang A menjadi barang B maka perusahaan akan kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan atas penjualan produk A dan pendapatan dari penjualan produk A yang tidak jadi diperoleh tersebut yang disebut biaya kesempatan.
Pengambilan keputusan jumlah biaya memproses lebih lanjut ditambah biaya kesempatan merupakan biaya relevan, apabila dikurangkan pada penjualan produk akhir (produk B) dan masih memberikan jumlah lebih sehingga menimbulkan laba maka keputusannya adalah melanjutkan memproses.
Konsep biaya terhindarkan biasanya diterapkan pada kasus menutup atau melanjutkan segmen yang rugi (secara akuntansi), pada kasus semacam ini apabila jumlah biaya terhindarkan lebih besar dari pendapatan yang hilang karena keputusan, maka manajemen akan menerima usulan menutup segmen yang rugi, sebaliknya apabila biaya terhindarkan lebih rendah dari pendapatan yang hilang apabila menutup maka sebaiknya melanjutkan segmen rugi tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam kasus-kasus jangka pendek adalah laba secara total bukan per unit atau per segmen.

MODUL 5
KONSEP DAN PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DAN JUST IN TIME (JIT)
Kegiatan Belajar 1
Konsep dan Penerapan Sistem ABC Salah satu cara penentuan biaya produksi yang menggunakan teknologi tinggi adalah akuntansi biaya berbasis aktivitas (Activity Based Costing). Pada intinya akuntansi biaya berbasis aktivitas ini memberikan cara pembebanan biaya tidak langsung produksi berdasarkan aktivitas untuk menambah nilai dari suatu produk, tidak hanya berdasarkan pada satu cara pembebanan yaitu jam kerja. Sistem ABC ini seringkali diterapkan pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai macam produk dengan biaya overhead yang tinggi. Dengan menerapkan sistem ABC maka akan tersedia informasi biaya menurut aktivitas yang memudahkan manajemen dalam pengambilan keputusan sehingga manajemen dapat melakukan perbaikan terus-menerus dalam pengambilan keputusan sehingga manajemen dapat melakukan perbaikan terus-menerus terhadap aktivitas untuk mengurangi biaya overhead. Penerapan sistem ABC ini juga akan memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam penentuan biaya relevan. Menurut pendekatan ABC, perusahaan akan diidentifikasi berdasarkan aktivitas utamanya, kemudian ditentukan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsungnya. Sebelum menentukan biaya produksi tidak langsung terlebih dahulu harus ditentukan tingkatan (level) biaya dan tempat biaya (cost pool). Metode ABC membagi tingkatan pembebanan dan alokasi biaya overhead menjadi empat tingkatan biaya, yaitu:
1. Tingkatan biaya unit (Unit Level)
2. Tingkatan biaya batch (Batch Level)
3. Tingkatan biaya untuk mempertahankan produk (Product Level)
4. Tingkatan biaya fasilitas (Facility Level)
Sedangkan tempat biaya terdiri dari:
1. Tempat biaya persiapan
2. Tempat biaya persiapan
3. Tempat biaya teknik
4. Tempat biaya fasilitas.
Kegiatan Belajar 2
Just in Time (JIT)
Metode JIT merupakan filosofi manajemen yang bertujuan untuk secara terus-menerus mengurangi persediaan. Metode JIT dapat diterapkan untuk metode pembelian, metode produksi, metode distribusi, dan bahkan metode administrasi. Penerapan sistem JIT akan dapat meningkatkan mutu produk sekaligus memperbaiki efisiensi organisasi, karena dalam penerapan JIT, aktivitas yang tidak menambah nilai (non-value-added activities) merupakan objek yang menjadi fokus perusahaan untuk dihilangkan. Penerapan sistem JIT memerlukan beberapa persyaratan pokok, yaitu perlunya dilakukan hubungan yang baik dengan supplier, pengurangan jumlah supplier, jarak supplier, dan layout produksi. Penerapan JIT juga akan menghadapi tantangan dalam organisasi terutama terkait dengan perubahan budaya organisasi.

MODUL 6
BIAYA STANDAR DAN ANALISIS VARIANS
Kegiatan Belajar 1
Biaya Standar (Standard Cost)
Biaya standar yang berarti biaya yang seharusnya terjadi adalah biaya yang ditentukan di muka untuk digunakan oleh manajemen dalam pengendalian biaya. Biaya standar harus disusun secermat mungkin dengan memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhi penyusunannya, baik faktor intern perusahaan seperti jam penggunaan mesin, pengendalian kualitas, jam kerja karyawan, maupun faktor ekstern seperti kebijaksanaan pemerintah, inflasi, dan sebagainya.
Dalam praktik akuntansi, standar yang digunakan untuk pengendalian adalah standar normal atau ekonomis. Selain standar ekonomis ada standar lain yaitu standar ideal, di mana semua variabel digunakan maksimal. Standar ideal tidak dapat digunakan sebagai alat pengendalian yang efektif.
Dalam penyusunan standar biaya produksi, semua elemen biaya produksi seperti material, upah dan overhead pabrik harus diperhitungkan dengan baik agar sesuai dengan tujuan pokok disusunnya biaya standar.
Tujuan atau manfaat lain dari penyusunan biaya standar adalah:
1. memberikan informasi biaya yang bisa dipergunakan untuk pengambilan keputusan masalah tertentu.
2. memberi pengukuran yang lebih rasional pada persediaan dan harga pokok penjualan
3. menurunkan biaya pencatatan/pembukuan
Kegiatan Belajar 2
Analisis Varians/Selisih
Untuk tindakan lebih lanjut dari pengendalian biaya melalui biaya standar, maka pada setiap periode harus dilakukan analisis terhadap selisih dari standar. Analisis selisih (analisis varians) dilakukan dengan membandingkan antara biaya sesungguhnya dengan biaya yang seharusnya atau biaya standar.
Analisis selisih dibagi menjadi tiga kelompok analisis:
1. analisis selisih terhadap biaya material
2. analisis selisih terhadap upah tenaga kerja
3. analisis selisih terhadap biaya Overhead pabrik
1. Selisih terhadap biaya material harus dicari sebab terjadinya;
a. Apabila selisih tersebut disebabkan perbedaan harga standar dengan harga aktual yang dibayar, disebut selisih harga.
b. Apabila selisih tersebut disebabkan oleh perbedaan penggunaan material dalam berproduksi, disebut selisih kuantitas/penggunaan
2. Selisih terhadap upah tenaga kerja bisa disebabkan oleh
a. Perbedaan antara tarif upah standar dengan upah aktual disebut selisih tarif upah
b. Perbedaan antara penggunaan jam kerja standar dengan jam kerja aktual disebut selisih efisiensi upah.
3. Selisih biaya overhead pabrik bisa dianalisis menjadi
a. dua selisih
b. tiga selisih
c. empat selisih

MODUL 7
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN (PUSAT BIAYA)
Kegiatan Belajar 1
Pusat-pusat Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem pengendalian biaya atau penghasilan dengan menghubungkan antara anggaran, tempat pertanggungjawaban dan penanggung jawab dari tempat tersebut. Tempat yang menjadi objek pertanggung-jawaban biasa disebut pusat pertanggungjawaban.
Ada empat kelompok pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1. Pusat Biaya
2. Pusat Pendapatan
3. Pusat Laba
4. Pusat Investasi
Untuk berjalannya akuntansi pertanggungjawaban maka pada setiap awal periode harus disusun anggaran, di mana anggaran ini penyusunannya meliputi pengawas dan yang diawasi, budget semacam ini disebut anggaran partisipasi.
Dalam akuntansi pertanggungjawaban, struktur organisasi merupakan unsur yang penting yang harus ada untuk pengendalian tiap pusat pertanggungjawaban, di mana pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut tergambar dalam struktur organisasi.
Agar akuntansi pertanggungjawaban bisa berjalan dengan efektif, maka unsur-unsur yang ada harus saling mendukung. Unsur-unsur tersebut yang pokok meliputi:
1. Anggaran partisipasi
2. Manajer pusat pertanggungjawaban
3. Pusat-pusat pertanggungjawaban yang akan dikendalikan
Kegiatan Belajar 2
Pentingnya Akuntansi Manajemen
Pada dasarnya organisasi merupakan bagian dari masyarakat, di mana seperti halnya masyarakat organisasi mempunyai anggota yang secara bersama-sama mencapai tujuan. Anggota-anggota organisasi selain mengemban tugas organisasi juga mempunyai sasaran untuk kepuasan dirinya, yang apabila sasaran-sasaran tidak dikendalikan bisa merusak sistem organisasi secara keseluruhan. Agar para anggota organisasi perusahaan secara bersama-sama mencapai tujuan seperti yang dinginkan perusahaan maka ada kelompok yang harus mengendalikan dan menyatukan sasaran, individu-individu yang ada menjadi sasaran bersama yang menguntungkan baik perusahaan maupun individu-individu tersebut.
Persaingan antarindividu tetap masih bisa ditolelir sepanjang persaingan tersebut akan membuat perusahaan lebih maju, untuk itu manajemen sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan perlu memberi motivasi, pengarahan dan sebagainya agar semua individu secara bersama mencapai tujuan perusahaan sekaligus bisa mencapai tujuan untuk kepentingan dirinya sendiri. Sistem pengendalian manajemen yang baik harus meliputi:
1. Perumusan strategi (strategy formulation)
2. Perencanaan strategik (strategic planning)
3. Pemrograman (programming)
4. Penganggaran (budgeting)
5. Pengoperasian dan pembukuan (operation and accounting)
6. Laporan dan analisis (reporting and analysis).

MODUL 8
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN (PUSAT LABA)
Kegiatan Belajar 1
Akuntansi Pertanggungjawaban (Pusat Laba)
Pusat Laba adalah pusat pertanggungjawaban di mana prestasinya diukur dari laba yang dihasilkan oleh pusat tersebut. Untuk mengetahui prestasi relatif dengan pusat laba lainnya maka penilaian pusat laba ditentukan dengan menghitung Return on Capital Employed pusat-pusat laba tersebut.
Return on Capital Employed merupakan perbandingan antara rasio laba dari penjualan dikalikan perputaran modal yang digunakan, sehingga untuk memperoleh Return on Capital Employed yang besar bisa diusahakan salah satu di antara alternatif berikut, memperbesar rasio laba dari penjualan atau memperbanyak perputaran modal.
Laba dalam akuntansi pertanggungjawaban lebih luas dibandingkan laba menurut akuntansi keuangan, laba di sini tidak sekedar hasil penjualan dikurangi biayanya, akan tetapi bisa meliputi nilai produk yang ditransfer dari divisi satu ke divisi lainnya atau dari divisi tertentu ke departemen penjualan.
Seringkali mahasiswa rancu antara Profit Center dengan Desentralisasi, kedua kondisi tersebut sama sekali berbeda karena desentralisasi jauh lebih luas dibanding profit center, walaupun pembentukan pusat laba menuju ke arah desentralisasi.
Untuk menetapkan Pusat Laba harus dipikirkan kriteria tertentu sebagai berikut :
1. Adanya tambahan pencatatan di bagian akuntansi.
2. Harus diberikan otoritas lebih luas kepada penanggung jawab pusat laba.
3. Harus diterapkan pembebanan harga transfer.
4. Timbulnya persaingan antarpusat.
5. Unit yang dihasilkan oleh pusat laba harus diberi nilai yang seragam berdasarkan bobot dan kualitasnya.
Kegiatan Belajar 2
Harga Transfer
Harga transfer adalah pembebanan harga pada produk yang dipindah dari departemen atau divisi satu ke divisi lain, dalam satu lingkup perusahaan. Harga transfer ditentukan oleh akibat diterapkannya penilaian prestasi melalui pusat-pusat laba.
Untuk menentukan harga transfer sebagai media penilaian prestasi yang objektif maka ada beberapa persyaratan sebagai berikut.
1. Keberhasilan suatu divisi diukur dari besarnya laba yang dikontribusikan oleh divisi tersebut pada perusahaan.
2. Motivasi divisi untuk mengejar laba yang tinggi diutamakan, sehingga manajer akan berlomba mengejar laba maksimal.
3. Divisi atau cabang harus ditetapkan sebagai pusat laba.
Ada beberapa metode yang masing-masing mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing, metode-metode tersebut adalah:
1. Metode harga pokok ditambah laba.
2. Metode harga pasar.
3. Metode kompromi.
4. Metode sebarang.
Dari keempat metode tersebut, metode harga pasar merupakan metode yang paling objektif apabila digunakan untuk mengukur prestasi divisi, walaupun kadang-kadang tidak mungkin digunakan dalam kondisi tertentu.
Kegiatan Belajar 3
Analisis Laba Kotor
Analisis laba kotor adalah suatu evaluasi yang dilakukan oleh manajemen untuk mencari sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor dari tahun sebelumnya atau dari anggaran.
Analisis laba kotor ini dibuat untuk mengevaluasi pelaksanaan bagian penjualan dan bagian produksi agar diketahui prestasi mereka, analisis laba kotor dibagi menjadi dua kelompok analisis yaitu:
1. Analisis laba kotor untuk perusahaan dengan satu jenis produk
2. Analisis laba kotor untuk perusahaan dengan produk lebih dari satu jenis.
- Analisis untuk perusahaan dengan satu jenis produksi meliputi:
- Selisih harga jual
- Selisih volume penjualan
- Selisih harga pokok
- Selisih volume harga pokok
- Analisis untuk perusahaan dengan produk lebih dari satu jenis bisa dianalisis dengan:
- Selisih harga jual
- Selisih volume penjualan
- Selisih harga pokok
- Selisih volume harga pokok
Di mana selisih volume harga pokok dan selisih volume penjualan apabila digabungkan akan diketahui selisih volume bersih dan selisih volume bersih ini bisa dianalisis lebih lanjut menjadi:
a. Selisih komposisi
b. Selisih Volume Final.

MODUL 9
PENENTUAN HARGA JUAL DAN LAPORAN UNTUK MANAJEMEN
Kegiatan Belajar 1
Pengambilan Keputusan tentang Harga Jual
Dalam menentukan harga jual, perusahaan harus mempertimbangkan berbagai macam faktor, faktor-faktor tersebut meliputi:
a. faktor intern
b. faktor ekstern
Faktor intern yang harus dipertimbangkan meliputi, biaya, laba yang diinginkan, kapasitas ekuipmen, tujuan perusahaan. Faktor ekstern meliputi elastisitas permintaan, luas pasar, situasi sosial politik, kondisi ekonomi masyarakat dan sebagainya.
Agar perusahaan bisa menentukan harga jual yang tepat, maka harus diketahui orientasinya apakah perusahaan berorientasi pada pasar atau pada biaya.
Untuk perusahaan yang biaya variabilitasnya relatif tinggi, maka perusahaan berorientasi pada penutupan biaya, sedangkan pada perusahaan yang biaya tetapnya tinggi akan berorientasi pada pasar atau konsumen.
Untuk menentukan berapa harga harus ditentukan, maka perusahaan bisa memilih salah satu metode berikut:
a. Gross Margin Pricing
b. Direct Cost Pricing
c. Full Cost Pricing
d. Time and Material Pricing
e. Return on Capital Employed Pricing.
Kegiatan Belajar 2
Laporan untuk Manajemen
Kegiatan manajemen yang tak kalah pentingnya dari kegiatan lain adalah menyiapkan dan menyusun serta menyajikan laporan, laporan yang harus dibuat untuk kepentingan intern secara garis besar dibagi menjadi tiga, yaitu laporan perencanaan, laporan informasi dan laporan untuk pengendalian. Laporan untuk manajemen harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip pelaporan yang baik, prinsip-prinsip tersebut meliputi:
a. Konsep pertanggungjawaban
b. Konsep exception
c. Konsep comparable
d. Konsep ringkas dan jelas
e. Konsep komentar yang memadai.
Laporan perencanaan meliputi:
- Laporan perencanaan jangka pendek
- Laporan jangka menengah
- Laporan jangka panjang
Laporan pengawasan biasanya disajikan dalam bentuk perbandingan, misalnya:
- Laporan antara anggaran dengan realisasi
- Laporan estimasi kas dengan realisasinya
Laporan estimasi terdiri dari:
- Laporan trend
- Laporan analisis

Daftar Pustaka

Charles, T. Honggren. (1985). Principles of Management Accounting. Seventh Edition Mac Graw-Hill.
Hilton, Ronald W. Maher Michael W, and Selton, Frank H. (2000). Cost Management:Strategies for Business Decisions. McGraw-Hill.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Akuntansi Manajemen: Perencanaan dan Pembuatan Keputusan Jangka Pendek. Buku I, Edisi 5, STIE Widya Wiwaha: Yogyakarta.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Ikhtisar Teori dan Soal Jawab Akuntansi Biaya. Widya Sarana Informatika: Yogyakarta.
Matz & Usry. (1980). Cost Accounting Planning and Control. Fourth Edition.
Charles, T. Honggren. (1985). Principles of Management Accounting. Seventh Edition Mac Graw-Hill.
Hilton, Ronald W., Maher Michael W., dan Selton, Frank H. (2000). Cost Management: Strategies for Business Decision. McGraw-Hill.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Akuntansi Manajemen: Perencanaan dan Pembuatan Keputusan Jangka Pendek. Buku 1, Edisi 5, STIE Widya Wiwaha.
Matz & Usry. (1980). Accounting Planning And Control. Fourth Edition.
Charles. T. Honggren. (1994). Principles of Management Accounting. McGrew Hill.
Hilton, Ronald W; Maher Michael W; and Selton, Fank H. (2000). Cost Management: Strategies for Business Decisions. McGraw-Hill.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Akuntansi Manajemen: Perencanaan dan Pembuatan Keputusan Jangka Pendek. Buku 1, Edisi 5, Yogyakarta: STIE Widya Wiwaha.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Ikhtisar Teori dan Soal Jawab Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Widya Sarana Informatika.
Matz & Usry. (1980). Cost Accounting Planning And Control. Fourth Edition.
Hilton, Ronald W; Maher Michael W; and Selton, Fank H. (2000). Cost Management: Strategies for business decisions, McGraw-Hill.
Machfoedz, Mas'ud.(1996). Akuntansi Manajemen: Perencanaan dan Pembuatan Keputusan Jangka Pendek, Buku 1, Edisi 5, STIE Widya Wiwaha.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Ikhtisar Teori & Soal Jawab Akuntansi Biaya, Buku 1, Widya Sarana Informatika.
Cooper, R, and Kaplan R.S. (1991). The design of Cost Management Systems: Text, Cases, and Readings. Prentice-Hall Inc.
Hilton, Ronald W; Maher Michael W; and Selton, Fank H. (2000). Cost Management: Strategies for Business Decisions. McGraw-Hill.
Jiambalvo, James. (2001). Managerial Accounting. John Wiley & Sons, Inc.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Akuntansi Manajemen: Perencanaan dan Pembuatan Keputusan Jangka Pendek. Buku 1, Edisi 5, STIE Widya Wiwaha.
Machfoedz, Mas'ud. (1996). Akuntansi Biaya: Ikhtisar Teori dan Soal Jawaban. Buku 1, STIE Widya Wiwaha.
Young, S. M. (1997). Readings in Management Accounting. 2nd Ed., International Edition, Preintice-Hall International Inc.
Charles. T. H. (1994). Principles of Management Accounting, McGrew Hill.
Hilton, Ronald W; Maher Michael W; and Selton, Fank H. (2000). Cost Management: Strategies for business decisions, McGraw-Hill.
Machfoedz, M. (1996). Akuntansi Manajemen: Perencanaan dan Pembuatan Keputusan Jangka Pendek, Buku 1, Edisi 5, Yogyakarta: STIE Widya Wiwaha.
Machfoedz, M. (1996). Ikhtisar Teori dan Soal Jawab Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Widya Sarana Informatika.
Matz & Usry. (1980). Cost Accounting Planning And Control - Fourth Edition.
Charles. T. Honggren. (1994). Principles of Management Accunting, McGraw-Hill.
Mas'ud Machfoedz. (1996). Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 5, Yogyakarta: STIE WW.
Mas'ud Machfoedz.(1996). Ikhtisar Teori dan Soal Jawab Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Widya Sarana Informatika.
Matz & Usry. (1980). Cost Accounting, Planning dan Control - Fourth Edition.
Anthony, R. N. and Govindarajan, V. (2000). Management Control System, 10th Ed., McGraw-Hill Irwin.
Charles. T. Honggren. (1994). Principles of Management Accunting, McGraw-Hill.
Mas'ud Machfoedz. (1996). Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 5, Yogyakarta: STIE WW.
Mas'ud Machfoedz. (1996). Ikhtisar Teori dan Soal Jawab Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Widya Sarana Informatika.
Matz & Usry. (1980). Cost Accounting, Planning dan Control - Fourth Edition.
Anthony, R. N. and Govindarajan, V. (2000). Management Control System, 10th Ed., McGraw-Hill Irwin.
Charles. T. Honggren. (1994). Principles of Management Accunting, McGraw-Hill.
Mas'ud Machfoedz. (1996). Akuntansi Manajemen, Buku 1, Edisi 5, Yogyakarta: STIE WW.
Mas'ud Machfoedz. (1996). Ikhtisar Teori dan Soal Jawab Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Widya Sarana Informatika.
Matz & Usry. (198). Cost Accounting, Planning dan Control - Fourth Edition

Penganggaran

Modul 1
akan membahas tentang Gambaran Umum Penganggaran Perusahaan. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti hubungan perencanaan dengan penganggaran perusahaan, dan memahami fungsi dan macam anggaran.
Modul 2
akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Operasional I. Tujuan pokok bahasan ini agar mengerti dan mampu tentang cara membuat ramalan jualan dan mampu menyusun anggaran jualan.
Modul 3
akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Operasional II. Tujuan pokok bahasan ini agar mengerti dan mampu menyusun anggaran produk dan anggaran biaya pabrik, yang meliputi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Modul 4

akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Operasional III. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun anggaran biaya penjualan dan anggaran biaya administrasi, serta anggaran laba-rugi. Anggaran laba-rugi merupakan tujuan penyusunan anggaran operasional.
Modul 5
akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Keuangan I. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun anggaran kas, dan anggaran piutang.
Modul 6
  akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Keuangan II. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca. Anggaran neraca merupakan tujuan penyusunan anggaran keuangan.
Modul 7
 akan membahas tentang Penyusunan Anggaran Variabel dan Anggaran Tetap. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menyusun anggaran perusahaan industri (manufaktur), anggaran perusahaan dagang, dan anggaran perusahaan jasa dalam bentuk anggaran variabel dan anggaran tetap.
Modul 8
 akan membahas tentang Analisis Keuangan dan Akunting dalam Penyusunan Anggaran. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti dan mampu menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis masa resisi untuk menyusun anggaran, serta mengerti tentang istilah dalam akunting yang tidak rancu untuk digunakan dalam penyusunan anggaran.
Modul 9
  akan membahas tentang Penganggaran Nirlaba. Tujuan pokok bahasan ini adalah agar mengerti tentang gambaran umum penganggaran nirlaba, dan mengerti tentang penyusunan anggaran negara di Indonesia.
Mata kuliah ini membahas tentang anggaran perusahaan yang meliputi gambaran umum penganggaran, anggaran jualan, anggaran produksi, anggaran biaya komersial, anggaran utang-piutang, anggaran kas, anggaran sediaan, anggaran variabel dan anggaran tetap, analisis keuangan dan akuntansi dalam penyusunan anggaran, serta penyusunan penganggaran nirlaba.
Orientasi penyajian modul ini adalah untuk memudahkan bagi mahasiswa. Di mana pada setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan soal dan latihan. Semua ini bertujuan untuk mengikhtisarkan materi yang kompleks serta memperjelas dan memperkuat konsep-konsep yang mendasar.
Pelajarilah modul ini sungguh-sungguh, kemudian cobalah menyelesaikan sendiri soal tanpa melihat kunci jawabannya, kecuali sudah selesai mengerjakan. Bila masih terdapat kesalahan cobalah terus sampai jawaban Anda mendekati kesempurnaan.
Sebaiknya modul ini dipelajari dari modul ke modul berikutnya secara bertahap, karena modul yang satu selalu berkaitan dengan modul yang lain, anggaran yang satu selalu berkaitan dengan anggaran yang lain. Hal ini disebabkan penganggaran adalah suatu proses yang saling berkaitan antara proses yang satu dengan proses yang lain.
Sebelum mempelajari Modul 2 dan modul seterusnya pelajarilah lebih dahulu Modul 8 Kegiatan Belajar 2 agar Anda mendapat pemahaman tentang istilah dalam akunting yang mendalam untuk penyusunan anggaran.
Untuk memudahkan memahami perhitungan anggaran sangat diperlukan pemahaman dasar akunting dan statistik, karena penganggaran merupakan bidang dari akunting dan termasuk bagian dari akunting manajemen. Akunting, penganggaran, dan statistik bukanlah ilmu pasti, tetapi menggunakan ilmu pasti, ilmu hitung, aljabar, dan matematika. Oleh karena itu, untuk mempelajari penganggaran diperlukan pemahaman ilmu pasti.
Secara ringkas, arus pembelajaran BMP Penganggaran ini dapat dilihat seperti bagan berikut ini:

Rangkuman Mata Kuliah
MODUL 1
GAMBARAN UMUM PENGANGGARAN PERUSAHAAN

Kegiatan Belajar 1
Perencanaan dan Penganggaran Perusahaan
Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen dan penganggaran merupakan salah satu jenis perencanaan. Penganggaran meliputi penganggaran perusahaan dan penganggaran bukan perusahaan. Penganggaran perusahaan berarti penganggaran untuk organisasi yang bertujuan mencari laba, sedangkan penganggaran bukan perusahaan (penganggaran nirlaba) berarti penganggaran untuk organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Penganggaran beda dengan anggaran, perencanaan beda dengan rencana. Perencanaan adalah proses menyusun rencana, sedangkan rencana adalah hasil perencanaan. Penganggaran adalah proses menyusun anggaran, sedangkan anggaran adalah hasil penganggaran. Rencana dapat dinyatakan dalam angka (kuantitatif) tetapi dapat juga tidak dinyatakan dalam angka (kuantitatif), sedangkan anggaran dinyatakan dalam angka (kuantitatif) dan umumnya dalam satuan mata uang. Penganggaran sangat erat hubungannya dengan akunting, karena penganggaran merupakan salah satu bidang akunting dan termasuk bagian akunting manajemen.
Anggaran banyak manfaatnya sebagai alat pelaksanaan pekerjaan, tetapi anggaran juga mempunyai kelemahan, sebab anggaran dibuat berdasarkan asumsi, bila asumsinya berubah maka anggaran kurang bermanfaat, kecuali direvisi sesuai dengan perubahan asumsi.
Kegiatan Belajar 2
Fungsi dan Macam Anggaran
Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan memberikan gambaran yang jelas dalam satuan barang dan uang. Anggaran berfungsi sebagai alat pelaksanaan memberikan pedoman agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras. Anggaran berfungsi sebagai alat pengawasan, yaitu digunakan sebagai alat menilai pelaksanaan pekerjaan.
Anggaran dapat dikelompokkan dari segi dasar penyusunan terdiri atas: anggaran variabel dan anggaran tetap, dari segi penyusunan terdiri atas anggaran periodik dan anggaran kontinu, dari segi jangka waktu terdiri atas: anggaran jangka panjang dan anggaran jangka pendek, dari segi bidangnya terdiri atas: anggaran operasional dan anggaran keuangan, dari segi kemampuan menyusun terdiri atas: anggaran komprehensif dan anggaran parsial, dari segi fungsinya terdiri atas anggaran apropriasi dan anggaran kinerja, dari segi penentuan harga pokok produk terdiri atas: anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.

MODUL 2
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL I

Kegiatan Belajar 1
Peramalan Jualan
Peramalan menurut L.F. Orwick merupakan fungsi manajemen pertama sebelum dilakukan perencanaan. Penganggaran merupakan salah satu jenis perencanaan, karena anggaran adalah salah satu jenis rencana. Oleh karena itu, sebelum dibuat anggaran terlebih dahulu dibuat ramalan. Dalam hal ini sebelum dibuat anggaran jualan terlebih dahulu dibuat ramalan jualan.
Teknik membuat ramalan jualan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik membuat ramalan jualan secara kualitatif dengan menggunakan metode pendapat, antara lain: pendapat para ahli, pendapat para pramuniaga, pendapat survey konsumen, pendapat para manajer pemasaran. Peramalan jualan secara kuantitatif, antara lain dapat menggunakan analisis trend garis lurus, analisis trend bukan garis lurus, analisis regresi sederhana, analisis regresi berganda, dan metode distribusi probabilitas.
Peramalan jualan secara kualitatif biasanya digunakan untuk perusahaan yang baru berdiri, belum mempunyai data kuantitatif, mempunyai data kuantitatif tetapi tidak dapat digunakan (tidak lengkap). Peramalan jualan secara kualitatif sifatnya subjektif, tidak seobjektif peramalan jualan secara kuantitatif.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Jualan
Anggaran jualan adalah anggaran hasil penjualan. Jualan artinya hasil penjualan. Penjualan artinya proses menjual. Menjual artinya menyerahkan sesuatu kepada pembeli dengan harga tertentu pada saat tertentu.
Kegunaan anggaran jualan terutama sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya, dan sebagai ujung tombak dalam memperoleh laba.
Faktor yang mempengaruhi anggaran jualan selain ramalan jualan, antara lain faktor: pemasaran, keuangan, ekonomis, teknis, kebijakan perusahaan, penduduk, kondisi, dan lain-lain.
Penyusunan anggaran jualan dimulai dari mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi anggaran jualan. Setelah itu menetapkan harga jual untuk produk tertentu dan daerah tertentu. Kemudian membuat taksiran tiap jenis produk yang akan dijual dan penentuan produk yang akan dijual pada daerah tertentu. Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan anggaran jualan, dan kemudian disusunlah anggaran jualan.

MODUL 3
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL II

Kegiatan Belajar 1
Pengertian Produksi dan Anggaran Biaya Produksi
Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya pabrik meliputi biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL), dan biaya overhead pabrik (BOP) yang terjadi pada satu periode, yaitu periode ini, sedangkan biaya produksi meliputi BBB, BTKL, dan BOP yang terjadi pada dua periode, yaitu periode lalu dan periode ini.
Anggaran produksi berarti anggaran kegiatan, karena produksi adalah proses kegiatan membuat produk. Produksi tidak perlu dianggarkan, tetapi dijadwalkan. Dengan demikian istilah anggaran produksi tidak tepat. Oleh karena itu Kegiatan Belajar 1 ini diberi judul anggaran produk, karena produk perlu dianggarkan.
Untuk menyusun anggaran produksi atau anggaran produk jadi dihasilkan periode ini dihitung berdasarkan anggaran jualan ditambah sediaan produk jadi akhir yang dianggarkan, menghasilkan produk jadi siap dijual. Produk jadi siap dijual dikurang sediaan produk jadi awal menghasilkan produk yang dianggarkan, dalam hal ini anggaran produk jadi dihasilkan periode ini:
Anggaran produk dapat disusun dalam empat cara: (1) mengutamakan stabilitas produk, (2) mengutamakan stabilitas sediaan, (3) kombinasi stabilitas produk dengan stabilitas sediaan, (4) disesuaikan dengan keperluan manajemen.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Bahan Baku
Tujuan utama disusun anggaran bahan baku adalah untuk menjaga kelancaran produksi, dan bahan baku adalah komponen utama dari suatu produk.
Kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai adalah kuantitas bahan baku yang dibeli ditambah kuantitas sediaan bahan baku awal. Kuantitas bahan baku dipakai adalah kuantitas bahan baku tersedia untuk dipakai dikurang kuantitas sediaan bahan baku. Biaya bahan baku adalah kuantitas bahan baku dipakai dikali harga bahan baku per unit. Kuantitas bahan baku dipakai dapat juga diperoleh dari kuantitas produk jadi yang diproduksi periode ini dikali standar bahan baku dipakai per unit produk.
Belian bahan baku adalah biaya bahan baku ditambah sediaan bahan baku awal dikurang sediaan bahan baku akhir.
Kegiatan Belajar 3
Penyusunan Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik
Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang langsung bekerja mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang harus dibayar untuk tenaga kerja langsung. Upah untuk tenaga kerja langsung biasanya menggunakan sistem upah per unit produk yang dihasilkan atau sistem upah per jam kerja langsung. Untuk memperoleh biaya tenaga langsung yang dianggarkan adalah jam kerja langsung terpakai dikali standar upah tenaga kerja langsung per jam. Jam kerja langsung terpakai adalah produksi dianggarkan dikali standar jam tenaga kerja langsung.
Dengan adanya anggaran tenaga kerja langsung dapat disiapkan kas untuk pembayarannya, sehingga dapat memperlancar produksi.
Anggaran tenaga kerja langsung besar kecilnya dipengaruhi oleh produk dianggarkan, standar jam kerja langsung, dan standar tarif upah tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya yang terjadi di pabrik, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Bila ingin menyusun anggaran rugi-laba metode penentuan harga pokok variabel (variable costing) maka biaya overhead pabrik dipisahkan menjadi BOP variabel dan BOP tetap, tetapi bila ingin menyusun anggaran rugi-laba metode penentuan harga pokok penuh BOP tidak perlu dipisahkan menjadi dua, terkecuali untuk kepentingan pembedaan anggaran rugi-laba antara metode penentuan harga pokok variabel dengan metode penentuan harga pokok penuh.

MODUL 4
PENYUSUNAN ANGGARAN OPERASIONAL III

Kegiatan Belajar 1
Penyusunan Anggaran Beban Penjualan
Beban penjualan meliputi: beban komisi penjualan, beban promosi, beban distribusi, beban penghapusan piutang usaha, beban turun harga, tetapi tidak termasuk harga pokok barang terjual.
Beban penghapusan piutang usaha dan beban turun harga yang termasuk beban penjualan, karena beban tersebut terjadinya ditaksir, sudah diduga. Penghapusan piutang usaha dan turun harga yang terjadinya tidak terduga (insidental) tidak termasuk beban penjualan, tetapi termasuk pos luar biasa (insidental).
Beban penjualan merupakan beban (biaya) yang dikelompokkan menurut fungsi organisasi, dalam hal ini beban penjualan merupakan tanggung jawab fungsi manajer penjualan atau yang lebih luas lagi. tanggung jawab fungsi manajer pemasaran. Beban penjualan terjadi sebagai akibat adanya kegiatan penjualan. Beban penjualan berguna untuk meningkatkan volume barang yang dijual.
Oleh karena itu, bila barang yang dijual tidak meningkat, sedangkan beban penjualan meningkat maka manajer harus bertanggung jawab mengenai permasalahan tersebut.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Beban Administrasi dan Anggaran Rugi Laba
Anggaran beban administrasi dan umum merupakan salah satu unsur beban usaha. Beban usaha terdiri atas beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Oleh karena itu, beban administrasi dan umum adalah beban usaha dikurang beban penjualan. Beban administrasi dan umum adalah beban selain beban penjualan, selain harga pokok barang terjual, selain beban non usaha.
Kegunaan anggaran beban administrasi dan umum pada dasarnya untuk menunjang kegiatan produksi dan kegiatan penjualan.
Salah satu unsur beban administrasi dan umum adalah beban depresiasi bangunan, beban depresiasi kendaraan dan alat keperluan kantor. Untuk menentukan beban depresiasi ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara lain: metode beban tetap, metode beban berkurang, metode beban bertambah, dan metode beban variabel.
Anggaran beban administrasi dan umum adalah salah satu unsur anggaran operasional. Oleh karena itu, anggaran beban administrasi dan umum diperlukan dalam menyusun anggaran rugi-laba.
Anggaran rugi-laba yang merupakan tujuan disusunnya anggaran operasional memerlukan anggaran keuangan, sebaliknya anggaran keuangan memerlukan anggaran operasional. Sebagai contoh, untuk menyusun anggaran rugi-laba (anggaran operasional) diperlukan anggaran sediaan (anggaran keuangan), seperti anggaran sediaan bahan baku untuk menyusun anggaran biaya bahan baku, anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses diperlukan untuk menyusun anggaran rugi-laba. Di sisi lain untuk menyusun anggaran keuangan (anggaran neraca), seperti anggaran modal sendiri (anggaran laba di tahan) diperlukan anggaran rugi-laba, karena rugi-laba mempengaruhi besar kecilnya modal sendiri (anggaran keuangan). Rugi mengurangi modal sendiri, sedangkan laba menambah modal sendiri

MODUL 5
PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN I

Kegiatan Belajar 1
Penyusunan Anggaran Kas
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukkan perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan arus kas masuk sebagai sumber kas dan arus kas keluar sebagai arus kas digunakan sehingga tampak kelebihan atau kekurangan kas, dan saldo kas selama periode tertentu dari suatu organisasi.
Kas masuk dan kas keluar diklasifikasikan dalam kegiatan utama perusahaan, yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.
Salah satu tujuan pokok disajikan anggaran kas adalah untuk menyelesaikan anggaran tentang likuiditas organisasi, dan manfaat (guna) anggaran kas untuk mengetahui posisi kemampuan membayar kegiatan rutin (kewajiban jangka pendek), serta memperkuat posisi dalam penawaran.
Anggaran kas dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu bentuk tunggal dan bentuk campuran.
Cara penyusunan anggaran kas ada dua cara pendekatan, yaitu (1) pendekatan kas masuk dan kas keluar atau metode langsung, (2) pendekatan akunting keuangan atau metode tak langsung (metode rekonsialisasi).
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Piutang
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang bersedia melunasi pada waktu yang akan datang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul karena menjual barang atau jasa secara kredit.
Kegunaan piutang usaha yang utama adalah untuk meningkatkan volume barang yang dijual agar mampu bersaing.
Faktor yang mempengaruhi anggaran piutang antara lain: volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit, kebijakan penagihan piutang.
Langkah penyusunan anggaran piutang usaha; pertama, mengumpulkan data realisasi dan anggaran jualan; kedua, menentukan taksiran piutang tak tertagih (bila ada) dan syarat pembayaran; ketiga, menghitung anggaran piutang usaha termasuk menghitung taksiran kerugian piutang (bila ada); dan keempat, menyusun anggaran piutang

MODUL 6
PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN II

Kegiatan Belajar 1
Penyusunan Anggaran Sediaan
Sediaan pada perusahaan manufaktur terdiri atas: sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, sediaan bahan baku, sediaan bahan pembantu, sediaan suku cadang, sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya tiga macam sediaan, yaitu sediaan produk jadi, sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku.
Sediaan pada perusahaan dagang terdiri atas: sediaan barang dagangan, dan sediaan pernik, tetapi yang dibahas hanya sediaan barang dagangan.
Cara menentukan anggaran sediaan produk jadi dan sediaan produk dalam proses menggunakan (1) tingkat perputaran sediaan. Anggaran sediaan produk jadi juga dapat dihitung dengan cara (2) membuat anggaran produk.
Anggaran sediaan bahan baku dapat dihitung dengan tiga cara: (1) menggunakan tingkat perputaran sediaan, dapat dengan cara (2) menentukan tingkat kuantitas pesanan ekonomis (KPE), di samping itu juga dapat dihitung dengan cara (3) membuat anggaran belian bahan baku.
Anggaran sediaan barang dagangan dapat dihitung dengan tiga cara: (1) tingkat perputaran sediaan, (2) menentukan tingkat pesanan ekonomis., dan (3) membuat anggaran belian barang dagangan.
Cara menentukan anggaran sediaan bahan baku dengan memb:aat anggaran belian bahan baku, dan cara menentukan anggaran sediaan barang dagangan dengan membuat anggaran belian barang dagangan cocok bila akunting keuangan menggunakan pencatatan metode fisik.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Utang dan Neraca
Utang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Utang jangka pendek adalah utang yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Seperti: utang usaha, beban terutang, utang wesel, dan lain-lain. Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, seperti utang obligasi.
Utang jangka pendek digunakan untuk membelanjai modal kerja (harta lancar), sedangkan utang jangka panjang digunakan untuk membelanjai harta tak lancar. Belanja harta lancar dan harta tak lancar ini dapat digunakan untuk kegiatan ekspansi, yaitu memperluas kegiatan produksi dan pemasaran untuk meraih laba yang sebesar-besarnya.
Kegiatan ekspansi akan memperbesar utang, di samping itu juga struktur modal mempengaruhi besar kecilnya utang, semakin besar modal sendiri semakin besar kesempatan memperoleh utang yang besar, sebaliknya semakin kecil modal sendiri yang dimiliki semakin kecil kemungkinan memperoleh utang yang besar.
Modal sendiri dari suatu badan usaha strukturnya berbeda antara badan usaha yang satu dengan badan usaha yang lain. Di Indonesia dikenal badan usaha perseorangan, firma, persekutuan komanditer, perseroan terbatas, dan koperasi.

MODUL 7
PENYUSUNAN ANGGARAN VARIABEL DAN ANGGARAN TETAP

Kegiatan Belajar 1
Penyusunan Anggaran Perusahaan Industri
Penyusunan anggaran tetap perusahaan industri terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional dan anggaran keuangan disebut anggaran induk. Anggaran tetap menggunakan metode penentuan harga pokok penuh, sedangkan anggaran variabel menggunakan penentuan harga pokok variabel. Anggaran tetap disusun untuk diperbandingkan dengan realisasi laporan keuangan dihasilkan oleh akunting keuangan, sedangkan anggaran variabel digunakan manajemen untuk perencanaan laba jangka pendek dan pengambilan keputusan keuangan, seperti: keputusan menerima atau menolak pesanan khusus, keputusan menaikkan harga jual atau menaikkan volume jualan.
Dalam anggaran tetap terdapat: anggaran jualan, anggaran produk, anggaran biaya bahan baku dan anggaran belian bahan baku, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran harga pokok barang terjual, anggaran laba-rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca.
Dalam anggaran variabel terdapat anggaran laba-rugi direncanakan dengan membuat anggaran titik impas, dan anggaran laba-rugi untuk alternatif pengambilan keputusan.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Perusahaan Dagang
Perusahaan manufaktur (industri) kegiatannya membeli barang untuk diolah menjadi produk jadi, sedangkan perusahaan dagang kegiatannya membeli barang untuk dijual. Dengan demikian anggaran pada perusahaan dagang lebih sedikit daripada perusahaan industri. Penyusunan anggaran perusahaan dagang lebih sederhana dibandingkan dengan penyusunan anggaran perusahaan manufaktur, karena dalam perusahaan dagang tidak terdapat istilah bahan baku, tenaga kerja langsung overhead pabrik, produk jadi, dan produk dalam proses. Produk jadi yang terdapat dalam perusahaan manufaktur, dalam perusahaan dagang terdapat barang dagangan.
Seperti halnya pada perusahaan manufaktur terdapat anggaran tetap dan anggaran variabel, pada perusahaan dagang juga terdapat anggaran tetap dan anggaran variabel, tetapi pada perusahaan dagang tidak menggunakan metode penentuan harga pokok penuh untuk menyusun anggaran tetap seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Anggaran tetap pada perusahaan dagang meliputi anggaran jualan, anggaran belian barang dagangan, anggaran harga pokok barang terjual, anggaran beban penjualan dan administrasi (beban usaha), anggaran laba-rugi, anggaran kas, dan anggaran neraca.
Begitu juga dalam hal menyusun anggaran variabel pada perusahaan dagang tidak menggunakan metode penentuan harga variabel seperti yang terdapat pada perusahaan manufaktur. Hal ini disebabkan perusahaan dagang tidak berproduksi sehingga tidak menggunakan metode penentuan harga pokok produk. Harga pokok barang terjual pada perusahaan dagang merupakan biaya variabel, sedangkan harga pokok barang terjual dalam perusahaan manufaktur yang menggunakan metode penentuan harga pokok penuh bukan termasuk biaya variabel, kecuali menggunakan metode penentuan harga pokok variabel. Anggaran variabel pada perusahaan dagang seperti halnya pada perusahaan manufaktur dapat digunakan untuk perencanaan laba jangka pendek dan dapat juga digunakan dalam pengambilan keputusan, hanya saja dalam Kegiatan Belajar 2 ini tidak diuraikan tentang anggaran variabel yang digunakan dalam pengambilan keputusan, karena pada dasarnya sama dengan perusahaan manufaktur.
Kegiatan Belajar 3
Penyusunan Anggaran Perusahaan Jasa
Bank seperti halnya kegiatan produksi di perusahaan atau kegiatan pembeli barang dagangan di pasar perusahaan dagang. Kegiatan kredit di bank seperti halnya kegiatan penjualan di perusahaan manufaktur dan perusahaan dagang.
Siapa pun di bank terdiri atas simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito.
Kredit di bank terdiri atas, kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi. Kredit modal kerja dan kredit investasi biasanya disebut kredit produksi sebagai lawan kredit konsumsi.
Dalam penjelasan anggaran variabel per gandaan, bunga simpanan merupakan biaya variabel sedangkan bunga kredit dapatan (revenues).
Analisis selisih pada perusahaan pada perubahan analisis selisih terdiri dari atas analisis selisih kredit berupa selisih volume kredit dan analisis selisih simpanan berupa selisih volume simpanan selisih tingkat bunga simpanan dan selisih biaya bunga simpanan.
Pada perusahaan jasa perpakiran juga dapat dibuat analisis titik impas seperti halnya pada perusahaan jasa, analisis titik impas penting dalam hal persamaan jangka pendek karena dengan diketahui titik impas dapat menyediakan barang jasa yang dijual agar tidak berada di bawah titik impas yang mengakibatkan perusahaan merugi.

MODUL 8
ANALISIS KEUANGAN DAN AKUNTING DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN

Kegiatan Belajar 1
Penggunaan Analisis Keuangan untuk Penyusunan Anggaran
Analisis keuangan berupa rasio keuangan dan analisis masa resisi dapat digunakan untuk menyusun anggaran.
Rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dengan sumber daya yang tersedia. Rasio rentabilitas, seperti: margin laba kotor, rentabilitas ekonomis, dan rentabilitas modal sendiri. Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar. Rasio likuiditas seperti: rasio kas, rasio piutang, rasio cepat, rasio lancar, perputaran sediaan, periode pengumpulan, piutang. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio solvabilitas seperti rasio utang dan modal, rasio utang jangka panjang dengan modal, struktur keuangan vertikal, dan struktur keuangan horizontal. Untuk menyusun anggaran digunakan rasio keuangan yang ideal menurut manajemen.
Untuk mengantisipasi keadaan masa resisi sangat penting bagi suatu perusahaan membuat anggaran pada masa sebelum resisi dan pada masa resisi yang kemungkinan akan terjadi.
Kegiatan Belajar 2
Kerancuan dalam Akunting
Aktiva tetap tidak berwujud beda artinya dengan aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud meliputi arti aktiva tetap tidak berwujud dan aktiva lancar tidak berwujud, serta aktiva tidak lancar lainnya yang tidak berwujud.
Kewajiban beda artinya dengan utang. Kewajiban meliputi arti utang dan modal sendiri.
Penghasilan beda dengan pendapatan, penghasilan artinya proses memperoleh hasil, sedangkan pendapatan artinya proses memperoleh yang didapat. Dalam laporan laba-rugi mestinya menggunakan istilah hasilan (income) dan dapatan (revenues), bukan penghasilan dan pendapatan, karena yang dimaksud bukan prosesnya, tetapi hasilnya.
Biaya (cost) dan beban (expenses) dapat beda maksudnya. Biaya dalam arti luas meliputi harga pokok dan beban. Biaya dalam arti luas tidak dapat digunakan dalam akunting keuangan.
Biaya pabrik beda dengan biaya produksi, biaya produksi meliputi biaya pabrik, sedangkan biaya pabrik bagian daripada biaya produksi.

MODUL 9
PENGANGGARAN NIRLABA

Kegiatan Belajar 1
Gambaran Umum Penganggaran Nirlaba
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasi sektor publik. Anggaran publik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi keadaan ekonomi melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan anggaran, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakkan pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran merupakan sarana untuk menunjukkan akuntabilitas pemerintah terhadap publik.
Terdapat dua pendekatan dalam menyusun anggaran sektor publik, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan Manajemen Publik Baru (MPB). Anggaran tradisional memiliki ciri utama bersifat tambahan dan bersifat belanja bagian. Pendekatan dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan dari sistem tradisional. Anggaran dengan pendekatan MPB terdiri dari beberapa jenis, yaitu anggaran kinerja, anggaran berdasar nol, dan SP3. Anggaran dengan pendekatan MPB sangat menekankan pada-konsep nilai uang dan pengawasan atas kinerja keluaran. Perubahan dari sistem anggaran tradisional menuju sistem anggaran dengan pendekatan MPB merupakan bagian penting dari reformasi anggaran. Reformasi anggaran sektor publik dilakukan untuk menjadikan anggaran lebih berorientasi pada kepentingan publik dan menekankan nilai uang. Beberapa jenis anggaran dengan pendekatan MPB, seperti anggaran berdasar nol, SP3 dan anggaran kinerja perlu dikaji lebih mendalam sebelum diaplikasikan, karena pada masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Penerapan sistem anggaran juga perlu mempertimbangkan aspek sosial, kultural, dan kesiapan teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.
Dari uraian tentang sistem perencanaan, pemrograman dan penganggaran (SP3) ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan:
1. Bahwa SP3 adalah alat pembantu bagi pemimpin untuk mengambil keputusan di dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Ini berarti bahwa SP3 bukanlah suatu sistem yang merencanakan atau memformulasikan sesuatu tujuan sebagaimana biasanya yang menjadi esensi pokok dari suatu perencanaan. Bagaimana kualifikasi satu tujuan misalnya tujuan pembangunan dari suatu negara, atau daerah tertentu bukanlah tanggung jawab SP3, karena hal seperti itu merupakan tanggung jawab dari pemegang kendali politik kenegaraan. Apa yang telah diformulasikan oleh para pemegang kendali politik kenegaraan, yaitu para negarawan dan politisi baik yang ada di dalam pemerintahan maupun yang ada di dalam Lembaga Legislatif yang kelak menjadi tujuan nasional, ke arah mana seluruh kebijakan ditujukan. Di sinilah letak peranan SP3, yaitu sebagai alat yang dipakai untuk merumuskan berbagai macam kegiatan yang didukung oleh sumber yang langka yang karenanya harus disusun pengalokasian penggunaannya secara nasional, berdaya guna dan berhasil guna sehingga tujuan yang telah ditetapkan oleh para pemegang kendali pemerintahan dan kenegaraan itu benar-benar dicapai. Sebagai suatu metode dan sebagai suatu sistem tata laksana anggaran, SP3 dapat memungkinkan pendayagunaan secara maksimal daya yang langka tersebut, melalui suatu proses perencanaan yang di dalamnya terlihat proses mencari alternatif pemecahan masalah. Apabila hal tersebut telah dapat diketahui maka selanjutnya dapat menuju kepada penyusunan langkah konkret dalam bentuk pembuatan program dan pembuatan anggaran.
2. Bahwa SP3 meletakkan tanggung jawab yang besar terhadap pemimpin untuk berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan mengusahakan agar aparat organisasi yang di bawah koordinasi dan kekuasaan/komandonya, tidak ada yang terlepas atau menyimpang dari sasaran yang hendak dicapai. Konsekuensinva ialah pemimpin harus merupakan pemegang inisiatif yang dominan di dalam mengarahkan pembuatan perencanaan dan pembuatan program serta kegiatan yang harus dilakukan oleh aparat secara integratif.
3. Bahwa SP3 adalah proses perencanaan anggaran yang merupakan refleksi dari pengalaman yang lalu, yang mempengaruhi anggaran yang sekarang dan kemudian proyeksi pada anggaran yang akan datang. Dalam menetapkan, berbagai macam program dan proyek di samping terikat kepada tujuan jangka pendek dan menengah serta jangka panjang juga terikat kepada kemampuan yang nyata dari hasil pelaksanaan sehingga memungkinkan perubahan atau variasi' dari penentuan target berikutnya.
Kegiatan Belajar 2
Penyusunan Anggaran Negara di Indonesia
Tahap penyusunan anggaran negara di Indonesia pada dasarnya ada empat karena tahap pengawasan atas pelaksanaan anggaran termasuk tahap pelaksanaan anggaran. Tahap pertama adalah tahap persiapan, yaitu tahap penyusunan rancangan anggaran yang memerlukan jangka waktu penyusunan sekitar 6 bulan. Pada tahap pertama ini pekerjaan persiapan anggaran dilaksanakan oleh unit khusus dalam suatu organisasi pemerintahan, di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Keuangan cq. Direktorat Jenderal Anggaran bekerja sama dengan Bappenas yang menyangkut anggaran pembangunan. Tahap kedua, adalah tahap pengesahan yaitu tahap pengajuan rancangan anggaran kepada DPR untuk disahkan, yang memerlukan jangka waktu sekitar 3 bulan. Pada tahap kedua ini merupakan tahap penentuan anggaran, meliputi kegiatan analisis, evaluasi atas berbagai macam permintaan anggaran dengan mempertimbangkan faktor penunjang dan faktor penghambat terutama prioritas target yang hendak dicapai, selain itu disiapkan semua memorandum (nota keuangan) yang memberikan alasan bagi penentuan anggaran. Tahap ketiga adalah tahap pelaksanaan dan pengawasan anggaran memerlukan waktu 12 bulan. Pada tahap ketiga ini dipersoalkan tentang tata cara pengurusan uang anggaran dan cara pengawasannya. Tahap keempat adalah tahap terakhir, yaitu tahap pertanggungjawaban anggaran memerlukan waktu 6 bulan. Pada tahap keempat ini merupakan tahap penyusunan laporan pertanggungjawaban anggaran, laporan realisasi anggaran, Nota Perhitungan Anggaran Negara (Nota PAN) yang disertai hasil pemeriksaan BPK. Dengan demikian satu siklus anggaran memerlukan jangka waktu 2 7 bulan.
Anggaran Sumber dan Belanja Negara seperti pada Tabel 9.2 yang sering dikenal dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah seperti Tabel 9.4 sesungguhnya merupakan anggaran kas, yaitu anggaran sumber atau anggaran pendapatan merupakan anggaran kas masuk, sedangkan anggaran belanja merupakan anggaran kas keluar

pengantar akutansi


MODUL 1
RUANG LINGKUP AKUNTANSI
Kegiatan Belajar 1
Prinsip-prinsip dan Praktik-praktik Akuntansi
Akuntansi dapat diartikan sebagai "bahasa bisnis" karena akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah perusahaan. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses pencatatan, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan antara lain Penanam Modal, membutuhkan informasi tentang posisi keuangan dan masa depan perusahaan, Kreditur dan supplier perusahaan akan menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan kepada perusahaan. Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna keperluan perpajakan dan perundang-undangan. Karyawan dan organisasi juga berkepentingan terhadap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Akuntansi juga mengenal adanya spesialisasi seperti halnya dengan ilmu sosial lainnya. Bidang spesialisasi akuntansi antara lain meliputi: Akuntansi Keuangan, Auditing, Akuntansi Biaya, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Perpajakan, Sistem Akuntansi, Akuntansi Anggaran, Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi sosial.
Peranan Akuntansi dalam kegiatan perusahaan dapat digunakan sebagai alat perencanaan dan alat evaluasi hasil kegiatan. Akuntansi sebagai alat perencanaan dapat terlihat apabila manajemen ingin mengetahui berapa jumlah uang yang harus dibayar, kapan jatuh temponya dan kepada siapa harus dibayar ini semuanya dapat diketahui dari catatan akuntansi. Sedangkan akuntansi sebagai alat evaluasi hasil kegiatan dapat terlihat apabila manajemen ingin membandingkan antara pelaksanaan sesungguhnya dengan tujuan yang direncanakan.
Setiap kejadian atau peristiwa mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi disebut dengan transaksi. Dalam perusahaan transaksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu transaksi intern dan transaksi ekstern.
Kekayaan atau harta yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva sedangkan hak atau sumber dari mana aktiva tersebut berasal disebut ekuitas (hak milik). Hubungan antara aktiva dan hak milik ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
Aktiva = Ekuitas
Ekuitas dapat dibedakan menjadi dua bagian pokok, yaitu hak milik dari kreditur (disebut dengan utang) dan hak milik dari pemilik perusahaan (disebut dengan modal atau ekuitas) dengan demikian persamaan di atas dapat diperluas menjadi:
Aktiva = Utang + Ekuitas
Kegiatan Belajar 2
Laporan Akuntansi
Laporan keuangan suatu perusahaan biasanya terdiri atas empat jenis yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan perubahan arus kas. Neraca adalah daftar yang sistematis dari aktiva, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir bulan atau akhir tahun. Aktiva biasanya disusun berdasarkan urutan likuiditasnya. Atas dasar ini aktiva dapat dibedakan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar, utang juga diurutkan berdasarkan likuiditasnya yaitu berdasarkan cepat tidaknya utang akan dilunasi, sedangkan modal diurutkan berdasarkan kekekalan atau keawetannya.
Laporan laba rugi adalah laporan yang memuat ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk periode tertentu, sehingga dari laporan ini dapat dihitung laba yang diperoleh atau rugi yang dialami suatu perusahaan. Pos-pos pendapatan dan beban disusun menurut besar-kecilnya. Semakin besar pos pendapatan dan beban berarti besar pos tersebut mendapat perhatian dari pembaca laporan.
Laporan modal adalah laporan yang menunjukkan ikhtisar perubahan modal untuk periode tertentu, mungkin satu bulan atau satu tahun. Dari laporan ini dapat diperoleh sebab-sebab perubahan modal selama periode tertentu.
Laporan arus kas merupakan laporan yang wajib dibuat perusahaan, menurut Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK No. 2). Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus masuk dan arus keluar dari kas (uang dan rekening giro). Arus kas dapat bersumber dari operasi, investasi dan pendanaan atau financing. Pemakai laporan menggunakan laporan ini untuk dapat mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan.

MODUL 2
SIKLUS AKUNTANSI
Kegiatan Belajar 1
Pencatatan Transaksi
Pengaruh transaksi terhadap suatu perusahaan di dalam akuntansi dapat digambarkan dengan menggunakan persamaan akuntansi sebagai berikut:
Aktiva = Utang + Ekuitas atau A = U + E
Ekuitas (modal) perusahaan dapat berubah apabila perusahaan memperoleh Pendapatan (P) atau adanya setoran modal, dan perusahaan menyerap Beban (B) atau adanya pengambilan modal (prive).
Meskipun setiap transaksi dapat dicatat dengan persamaan akuntansi seperti di atas, namun bentuk pencatatan tersebut kurang praktis digunakan, karena transaksi yang terjadi di perusahaan selama periode tertentu akan menyangkut berbagai pos (elemen) aktiva, utang, modal, pendapatan dan biaya yang jumlahnya dapat mencapai ratusan.
Agar informasi harian dapat tersedia, pada saat dibutuhkan, dan laporan keuangan dapat disusun setiap saat, maka perlu dibuat catatan yang terpisah untuk setiap pos. Catatan tersebut dalam akuntansi disebut dengan rekening (akun). Sedangkan kelompok rekening yang berkaitan dan merupakan satu unit disebut buku besar (ledger).
Akun adalah catatan formal akuntansi yang digunakan untuk mengikhtisarkan transaksi yang terjadi selama periode akuntansi dan bentuk akun ini dapat bermacam-macam. Bentuk paling sederhana suatu akun terdiri atas tiga bagian: (1) Judul, yang menunjukkan nama dari pos yang dicatat, (2) ruang (tempat) untuk mencatat penambahan jumlah dari pos tersebut dalam unit rupiah (uang) dan (3) ruang untuk mencatat pengurangan jumlah dari pos tersebut. Bentuk rekening tersebut sering disebut akun dua kolom atau akun T.
Pada akhir periode seluruh akun dijumlahkan dan dihitung saldonya. Akun-akun ini merupakan bahan dasar yang akan digunakan untuk menyusun laporan keuangan. Akun-akun pendapatan dan beban dipakai untuk menyusun laporan laba rugi, akun aktiva, utang dan ekuitas dipakai untuk menyusun neraca, akun ekuitas dan prive dipakai untuk menyusun laporan perubahan modal dan akun kas dipakai untuk menyusun arus kas.
Cara pencatatan langsung ke dalam akun sulit dilakukan dalam praktik, karena jumlah akun cukup banyak dan terjadi kesalahan sulit untuk melacak kesalahan tersebut, maka untuk pencatatan transaksi sebelum dilakukan pencatatan ke dalam akun, terlebih dahulu dicatat dalam buku jurnal. Buku jurnal yaitu buku yang digunakan untuk mencatat kejadian keuangan (transaksi) yang dilakukan secara urut waktu dan pencatatan dalam buku jurnal ini juga sejalan dengan persamaan akuntansi, dalam arti setiap transaksi akan didebet dan dikredit dalam jumlah yang sama. Bentuk buku jurnal ini yang banyak dikenal adalah bentuk dua kolom.
Kegiatan Belajar 2
Jurnal Penyesuaian
Daftar saldo pada akhir periode akuntansi, sering kali tidak mencerminkan saldo yang sesungguhnya pada saat tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya transaksi-transaksi yang setiap saat berjalan terus, di mana perusahaan tidak praktis (tidak sengaja) untuk mencetaknya. Agar akun-akun dalam daftar saldo dapat langsung disajikan sebagai laporan keuangan, maka akun-akun tersebut harus disesuaikan terlebih dahulu.
Transaksi-transaksi kontinu yang biasanya selalu memerlukan penyesuaian setiap akhir periode akuntansi dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
a. Pembagian harga perolehan dari persekot biaya, seperti bahan habis pakai, persekot sewa, dan persekot biaya yang lain, penyesuaian dalam hal ini dilakukan untuk mengalokasikan beberapa bagian persekot biaya yang sudah menjadi biaya-biaya dan beberapa bagian yang masih merupakan persekot.
b. Pembagian pendapatan yang diterima di muka seperti: uang muka pendapatan sewa, uang muka penjualan dan uang muka pendapatan yang lain. Penyesuaian ini diperlukan untuk memisahkan beberapa bagian Uang Muka Pendapatan yang sudah menjadi pendapatan dan beberapa bagian yang masih tetap merupakan uang muka.
c. Pembagian harga perolehan aktiva jangka panjang. Penyesuaian ini dilakukan untuk mengakui adanya biaya yang terjadi karena perusahaan menggunakan aktiva tetap yang manfaatnya semakin menurun. Penurunan manfaat ini dalam akuntansi disebut depresiasi penyusutan.
d. Biaya yang terutang (bertambahnya biaya) penyesuaian ini terjadi karena sudah terjadi biaya dalam perusahaan, tetapi belum dicatat sampai tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian di sini digunakan untuk mencatat bertambahnya biaya dan untuk mencatat bertambahnya utang biaya.
e. Pendapatan yang tertagih (Bertambahnya Pendapatan). Penyesuaian ini timbul karena perusahaan telah mempunyai hak atas suatu pendapatan tetapi belum dicatat sampai dengan tanggal neraca. Dengan demikian penyesuaian ini dimaksudkan untuk mencatat bertambahnya pendapatan di satu pihak dan bertambahnya tagihan di pihak lain.
Setelah penyesuaian-penyesuaian tersebut dicatat dan dibukukan, maka buku besar telah siap untuk disajikan sebagai elemen laporan keuangan.

MODUL 3
NERACA LAJUR
Kegiatan Belajar 1
Neraca Lajur (Kertas Kerja Berlajur)
Neraca lajur adalah suatu lembaran kerja berlajur yang digunakan untuk mengikhtisarkan saldo akun-akun dan menyiapkan penyajian laporan keuangan. Penggunaan neraca lajur akan mempermudah proses penyusunan laporan keuangan dengan teliti, tepat dan tepat waktu. Secara umum neraca lajur yang digunakan adalah neraca lajur 10 kolom yang meliputi; (1) Kolom pertama dan kedua (daftar saldo), (2) Kolom ketiga dan keempat (penyesuaian), (3) Kolom kelima dan keenam (daftar saldo setelah penyesuaian), (4) Kolom ketujuh dan kedelapan (Laba Rugi), dan (4) Kolom kesembilan dan sepuluh (neraca).
Jurnal penutup dibuat bila perusahaan akan memulai pembukuan untuk periode yang baru. Maksud dari jurnal ini adalah untuk menghindari terjadinya pencampuran transaksi yang sama dari periode sebelumnya, misalnya transaksi pendapatan, biaya dan modal.
Tahap-tahap dalam proses penutupan adalah sebagai berikut:
a. Pertama; menutup akun-akun biaya ke akun perantara yang dinamakan Ikhtisar Laba Rugi. Setiap akun yang dikreditkan adalah sebesar saldo debetnya dan sebagai imbangannya akun ikhtisar Laba Rugi dikredit dengan jumlah yang sama. Dengan adanya jurnal penutup ini seluruh akun biaya tidak akan bersaldo lagi.
b. Kedua; menutup akun-akun pendapatan ke akun ikhtisar Laba Rugi. Setiap akun pendapatan akan didebet sebesar jumlah saldo kreditnya, sebaliknya akun ikhtisar Laba Rugi dikreditkan dengan jumlah yang sama.
c. Ketiga; menghitung saldo akun ikhtisar Laba Rugi, selanjutnya menutupnya ke akun ekuitas atau saldo laba. Bila akun ikhtisar Laba Rugi bersaldo kredit (berarti jumlah kredit atau pendapatan lebih besar dari jumlah debetnya atau biaya-biaya) ini berarti perusahaan memperoleh laba atau keuntungan. Begitu pula sebaliknya bila akun ikhtisar Laba Rugi bersaldo debet ini menandakan perusahaan menderita kerugian.
d. Keempat; menutup akun prive atau dividen ke akun ekuitas atau akun saldo laba.
Jurnal balik adalah jurnal yang digunakan untuk memindahkan akun permanen ke akun temporer. Bentuk jurnal ini merupakan kebalikan dari jurnal penyesuaian. Akun-akun yang bersaldo debet dan kredit pada jurnal penyesuaian, akan dibalik pada jurnal balik dengan jumlah yang sama, namun tidak merupakan suatu keharusan dalam proses akuntansi bahwa setiap jurnal penyesuaian harus dilakukan jurnal balik, jurnal penyesuaian yang perlu dibalik adalah jurnal penyesuaian yang terdapat pada akun-akun tertentu atau pos-pos transitoris.

MODUL 4
LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENTS)
Kegiatan Belajar 1
Laporan Keuangan Neraca
Akun-akun dalam neraca diklasifikasikan dalam pos aktiva, utang dan modal. Akun aktiva diklasifikasikan atas dasar cepat tidaknya masing-masing pos tersebut dijadikan kas atau dipakai (atas dasar likuiditasnya). Demikian juga dengan akun utang, Sedangkan akun modal disusun atas dasar historisnya, dengan demikian sebisa mungkin akun modal harus menunjukkan beberapa modal asli (pribadi) dan berapa yang berasal dari hasil kegiatan perusahaan.
Kegiatan Belajar 2
Laporan Raba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menggambarkan kegiatan suatu perusahaan selama periode tertentu. Kegiatan tersebut digambarkan dalam akun-akun pendapatan dan biaya. Pengertian pendapatan dan biaya tidak sama dengan penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Pendapatan dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu; pendapatan usaha yang berasal dari kegiatan pokok perusahaan dan pendapatan non usaha yang merupakan hasil sampingan perusahaan, bersifat insidental. Demikian juga dengan biaya, biaya dibedakan menjadi biaya usaha dan biaya non usaha.
Dalam perusahaan dagang selain terdapat biaya usaha dan biaya non usaha terdapat akun harga pokok penjualan yang merupakan harga pokok dari barang dagangan yang telah terjual.
Kegiatan Belajar 3
Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal merupakan penghubung laporan laba rugi dan neraca, dan kedudukannya adalah sama penting dengan kedua laporan lainnya. Laporan perubahan modal memuat ringkasan sebab-sebab perubahan modal yang timbul akibat transaksi operasi dan transaksi modal. Ada kemungkinan laporan ini memuat perubahan yang disebabkan karena koreksi.
Dalam menyusun laporan perubahan modal perlu diingat bentuk perusahaan, karena bentuk laporan tergantung pada bentuk perusahaan.
Kegiatan Belajar 4
Laporan Arus Kas (cash flow)
Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu. Informasi arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan kas berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas pendanaan (financing) dan aktivitas investasi selama satu periode akuntansi.
a. Setara Kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
b. Aktivitas Operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
c. Aktivitas Investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas
d. Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komponen modal dan pinjaman perusahaan.

MODUL 5
PERUSAHAAN DAGANG DAN JURNAL KHUSUS
Kegiatan Belajar 1
Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual beli barang. Perusahaan membeli barang untuk dijual kembali dalam bentuk semula tanpa mengalami pengolahan. Perusahaan dagang dapat berupa toko, penyalur tunggal, agen penjualan, distributor dan sejenisnya. Karakteristik utama perusahaan dagang adalah bahwa pada peristiwa penjualan terjadi penyerahan barang yang didalamnya memuat jumlah rupiah disebut harga pokok penjualan.
Pendapatan utama perusahaan dagang adalah berasal dari penjualan barang sehingga rekening penjualan digunakan sebagai ganti rekening Pendapatan. Juga Piutang Dagang dan Utang Dagang. Di samping itu ada akun-akun khusus yang bersangkutan dengan perusahaan dagang di samping Penjualan, antara lain yang terpenting adalah Harga Pokok Penjualan, Pembelian, Retur dan Keringanan Penjualan, Retur dan Keringanan Pembelian, Potongan Penjualan dan Potongan Pembelian. Potongan pembelian ataupun potongan penjualan hendaknya tidak dikacaukan dengan pengertian potongan harga (price/trade discount).
Ada akun khusus menyebabkan Laporan laba-rugi perusahaan dagang juga berbeda dengan laporan perusahaan dagang. Biaya dalam perusahaan dagang dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya yang melekat pada barang dagangan yang terjual yang disebut biaya operasi. Harga pokok penjualan sendiri sebenarnya merupakan biaya operasi lainnya. Penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan merupakan laba yang berasal dari penjualan yang dikenal dengan istilah laba kotor penjualan.
Pada saat terjadi penjualan sebenarnya terjadi dua peristiwa yaitu pertama terjadinya pendapatan yang disebut penjualan yang mempunyai akibat menambah modal dan yang kedua keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok penjualan yang mempunyai akibat mengurangi modal karena sifatnya sebagai biaya. Bila pada saat penjualan keluarnya barang dagangan sebagai harga pokok tidak dihitung dan dicatat dan baru akan dicatat pada akhir periode sebagai penyesuaian maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan fisik atau periodik (physical or periodical inventory system). Sedangkan bilangan pada tiap kali terjadi penjualan harga pokok barang yang ke luar dicatat maka dikatakan bahwa perusahaan menggunakan sistem persediaan kontinyu atau buku/perpetual or book inventory system.
Kegiatan Belajar 2
Jurnal Khusus
Pada umumnya di dalam perusahaan terjadi transaksi rutin dan frekuensi terjadinya sangat tinggi. Transaksi rutin ini biasanya meliputi: penjualan kredit, pembelian kredit, penerimaan kas, pengeluaran kas dan sebagainya. Dengan buku jurnal dua kolom ternyata pencatatan transaksi rutin menjadi tidak tepat dan praktis lagi terutama dalam hal posting dari jurnal ke buku besar. Karena itu transaksi rutin yang sering terjadi sebaiknya dicatat dalam buku jurnal tersendiri yang disebut dengan buku jurnal khusus. Dengan adanya jurnal khusus maka biasanya ada beberapa akun yang memerlukan perincian misalnya Piutang Dagang dan Utang Dagang. Akun-akun untuk perincian ini membentuk satu buku besar tersendiri yang disebut dengan buku besar pembantu, sedangkan buku besar yang akan digunakan dalam menyusun daftar saldo disebut dengan buku besar umum.
Jurnal khusus yang biasanya memiliki oleh suatu perusahaan antara lain :
a. Jurnal Penjualan (PN)
b. Jurnal Penjualan (PB)
c. Jurnal Penerimaan Kas (KM)
d. Jurnal Pengeluaran Kas (KK)
e. Jurnal Retur Dan Keringanan Penjualan ( RN)
f. Jurnal Retur dan Keringanan Pembelian ( RB)
Transaksi yang tidak dapat dicacat dalam buku jurnal di atas akan dicatat dalam buku Jurnal umum (UM) yang dapat merupakan buku jurnal biasa (dua kolom) atau berkolom banyak (columnair journal).
Tentu saja tiap perusahaan tidak harus menyediakan seluruh jurnal khusus di atas tetapi harus disesuaikan dengan kebutuhan. Suatu perusahaan mungkin cukup mempunyai satu jurnal yaitu jurnal umum saja karena transaksi yang terjadi masih sederhana. Bila perusahaan makin maju dan transaksinya makin kompleks maka mungkin diperlukan suatu jurnal khusus. Yang jelas adalah bahwa suatu perusahaan selalu menyediakan jurnal umum. Adapun kombinasi jurnal yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan adalah sebagai berikut (bila sudah mulai menggunakan jurnal khusus):
Kombinasi I : UM + PN
Kombinasi II : UM + PN + PB
Kombinasi III : UM + PN + PB + KM
Kombinasi IV : UM + PN + PB + KM + KK
Kombinasi V : UM + PN + PB + KM + KK +RN
Kombinasi VI : UM + PN + PB + KM + KK + RN + RB
Tiap perusahaan dapat memilih salah satu kombinasi dengan variasi bentuk jurnal khusus yang disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Tiap perusahaan dapat memilih salah satu kombinasi dengan variasi bentuk jurnal khusus yang disesuaikan dengan kombinasi perusahaan.

MODUL 6
AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN
Kegiatan Belajar 1
Pembentukan Persekutuan dan Pembagian Laba atau Rugi Persekutuan
Perbedaan pokok antara perusahaan perseorangan dan persekutuan adalah dalam masalah transaksi modal. Oleh karena persekutuan merupakan perusahaan milik beberapa orang maka laba yang diperoleh juga harus dibagikan kepada seluruh pemilik. Ada berbagai cara dalam pembagian laba atau rugi ini. Agar tidak menimbulkan kesulitan di kemudian hari sebaiknya perjanjian pembagian laba harus diuraikan dengan jelas dalam bentuk tertulis. Bila tidak ada perjanjian yang menyangkut masalah pembagian laba atau rugi, maka dianggap pembagian laba atau rugi dilakukan dengan perbandingan yang sama.
Bila persekutuan dibentuk dari perusahaan yang sebelumnya sudah berjalan, biasanya nilai buku aktiva dari perusahaan sebelumnya menjadi tidak relevan lagi. Oleh karena itu pada umumnya nilai buku tersebut harus disesuaikan lebih dahulu. Persekutuan cukup mencatat nilai aktiva yang baru (yang disetujui bersama), tidak perlu memperhatikan harga perolehan aktiva ketika dulu dibeli oleh perusahaan sebelum menjadi persekutuan. Harga perolehan aktiva bagi persekutuan yaitu harga pada saat aktiva tersebut menjadi hak persekutuan.
Secara umum ciri-ciri persekutuan adalah:
a. umur yang terbatas
b. tanggung jawab anggota yang tidak terbatas
c. pemilikan harta bersama
d. partisipasi dalam pembagian laba atau rugi; dan
e. perjanjian tertentu.
Kegiatan Belajar 2
Akuntansi untuk Pembubaran Persekutuan dan Likuidasi Persekutuan
Salah satu sifat utama dari bentuk organisasi persekutuan adalah usianya yang terbatas. Setiap perubahan anggota persekutuan akan mengakibatkan pembubaran persekutuan. Dengan demikian masuknya anggota sekutu baru, keluarnya anggota sekutu lama dan meninggalnya salah seorang anggota persekutuan, akan membubarkan persekutuan yang ada.
Masuknya sekutu dalam persekutuan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. dengan cara membeli hak pemilik sekutu lama;
b. dengan cara menyetorkan aktiva kepada persekutuan.
Perbedaan cara penerimaan sekutu baru akan mengakibatkan perbedaan dalam akuntansi. Pada cara pertama transaksi penerimaan sekutu baru hanya dilakukan dengan memindahkan akun modal sekutu lama ke akun sekutu baru. Dengan demikian tidak terjadi perubahan struktur aktiva maupun struktur modal. Pada cara kedua persekutuan akan mencatat penambahan aktiva dan penambahan modal. Jumlah aktiva yang dicatat tidak harus sama dengan jumlah modal sekutu baru. Adakalanya setoran modal dicatat lebih rendah atau lebih tinggi sehingga menimbulkan goodwill yang akan diberikan kepada sekutu lama atau sekutu yang baru masuk. Umumnya bila persekutuan akan menerima anggota baru diadakan penyesuaian lebih dahulu terhadap akun-akun yang ada. Sehingga buku besarnya dapat mencerminkan harga aktiva secara lebih layak. Laba atau rugi yang timbul karena adanya penilaian kembali ini kemudian akan dibagikan kepada para sekutu lama.
Bila persekutuan mau menghentikan kegiatannya, maka biasanya akan menjual seluruh aktivanya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pembagian kekayaan kepada para anggotanya. Proses pembubaran perusahaan ini dikenal dengan proses likuidasi. Adapun langkah-langkah dalam proses likuidasi adalah:
a. menyesuaikan dan menutup buku-buku yang ada;
b. menjual seluruh aktiva nonkas (realisasi);
c. melunasi seluruh utang perusahaan;
d. mengembalikan modal kepada para sekutu.
Oleh karena tanggung jawab anggota persekutuan tidak terbatas maka bila ada salah seorang anggota sekutu yang modalnya negatif mereka tetap harus menutup jumlah modal yang negatif tersebut. Seandainya sekutu tersebut dalam keadaan bangkrut, maka sekutu yang masih mampu harus menanggung defisit sekutu tersebut.

MODUL 7
AKUNTANSI UNTUK PERSEROAN I
Kegiatan Belajar 1
Perseroan
Perseroan adalah badan hukum yang dapat memiliki harta kekayaan, menandatangani perjanjian, mengadakan utang-piutang dan hak serta kewajiban seperti orang-orang pribadi. Perseroan dikatakan sebagai perseroan tertutup bila saham-sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan orang tertentu saja dan dikatakan sebagai perseroan terbuka kalau saham-sahamnya dapat dibeli oleh masyarakat bebas.
Modal saham perseroan dapat terdiri atas saham biasa dan saham prioritas (saham preferen). Saham prioritas adalah saham yang memiliki hak-hak lebih tertentu, seperti hak untuk memperoleh dividen lebih dahulu, hak suara, hak pembagian dividen yang pasti dan hak pembagian kekayaan lebih dahulu. Sehubungan dengan masalah pembagian dividen saham prioritas dapat dibedakan menjadi:
1. Saham prioritas yang kumulatif, partisipasi
2. Saham prioritas yang kumulatif, non-partisipasi
3. Saham prioritas yang non-kumulatif, partisipasi
4. Saham prioritas yang non-kumulatif, non-partisipasi.
Ciri-ciri yang membedakan bentuk perusahaan perseroan dengan persekutuan adalah sebagai berikut.
Perseroan merupakan badan hukum tersendiri, oleh sebab itu tanggung jawab harta kekayaan dan utang ada di tangan perseroan itu sendiri. Oleh karena itu, pemilik perseroan hanya bertanggung jawab terhadap jumlah uang yang telah ditanamkan di perseroan tersebut. Dalam hal ini tidak ada tanggung jawab renteng. Hak pemilikan perseroan yang ditandai dengan surat saham dapat dengan mudah dipindahtangankan, dengan demikian pemilikan perseroan lebih luwes dibandingkan dengan persekutuan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa laba yang dibagikan kepada para pemilik akan dikenakan pajak dua kali. Pertama, pada saat laba diperoleh perseroan akan dikenakan pajak penghasilan untuk perseroan dan kedua, pada saat laba diterima pemegang saham akan dikenakan pajak penghasilan atas nama pemegang saham pribadi. Selain itu perseroan pada umumnya dikenakan peraturan-peraturan pemerintah yang lebih banyak dibandingkan dengan persekutuan atau perusahaan perseorangan. Namun bentuk perseroan lebih disukai oleh perusahaa-perusahaan besar dibandingkan dengan bentuk perusahaan yang lain.
Kegiatan Belajar 2
Transaksi Modal
Perseroan adalah merupakan badan hukum. Oleh sebab itu perseroan dapat bertindak (melakukan transaksi) atas namanya sendiri. Perseroan dapat memiliki aktiva atas nama sendiri dan perseroan dapat berutang juga atas namanya sendiri. Tanggung jawab pemilik (pemegang saham) terbatas pada jumlah uang yang telah mereka setorkan saja. Artinya bila suatu perseroan bangkrut, maka kreditur tidak berhak menagih (menuntut) harta pribadi pemilik perseroan. Pada umumnya pemilikan saham perseroan lebih mudah untuk diperjualbelikan tidak seperti halnya pada pemilikan dalam persekutuan.
Modal perseroan terdiri atas saham-saham, saham-saham ini dapat dibedakan menurut jenisnya yang dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
Penyajian modal saham dalam neraca harus dapat menjelaskan berapa jumlah modal saham statutairnya dan berapa jumlah yang telah ditempatkan. Akun modal dalam perseroan dapat dibedakan menjadi:
1. jumlah nominal saham;
2. jumlah kelebihan setoran di atas nominalnya (agio saham); dan
3. jumlah laba yang belum dibagikan kepada para pemegang saham.
Bila perseroan menerbitkan saham tanpa nilai nominal maka harus ditentukan jumlah (nilai) yang ditetapkan. Nilai yang ditetapkan ini dianggap sebagai nilai nominalnya. Pada saat perseroan melakukan emisi saham, maka akun kas atau aktiva lain akan didebet, akun modal saham dikredit sebesar nominalnya (pari), dan kelebihan setoran dicatat dalam akun sendiri yang disebut akun agio saham.
Akun modal saham selain dipisahkan ke dalam akun modal saham dan agio saham juga harus diadakan akun modal untuk setiap jenis saham. Klasifikasi modal sendiri pada perseroan dapat dibedakan sebagai berikut.
Bila saham perseroan pada saat emisi ditukarkan dengan aktiva selain kas, maka aktiva yang diterima sebagai setoran tersebut dicatat sebesar harga pasarnya, selisih antara harga pasar aktiva tersebut dengan nominal saham dicatat sebagai agio atau disagio saham. Bila harga pasar aktiva tersebut tidak dapat ditentukan, aktiva tersebut dapat dicatat sebesar harga pasar dari saham perseroan pada saat pertukaran terjadi. Selisih harga pasar saham dengan nominalnya akan dicatat sebagai agio (disagio).
Dalam neraca selain disajikan jumlah modal secara keseluruhan, juga sering disajikan nilai buku per lembar saham. Nilai buku per lembar dihitung dengan cara membagi alokasi modal sendiri ke setiap jenis saham dengan jumlah lembar yang beredar untuk setiap jenisnya. Nilai buku ini menunjukkan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap harga pasar saham di bursa.
Biaya organisasi (biaya pendirian) adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendirikan perseroan. Biaya organisasi ini pada umumnya akan disajikan dalam neraca sebagai aktiva permanen. Bila dirasa biaya organisasi tidak akan bermanfaat, maka biaya organisasi diamortisasi dan dibebankan secara sistematis sebagai biaya.

MODUL 8
AKUNTANSI UNTUK PERSEROAN II
Kegiatan Belajar 1
Klasifikasi Modal
Klasifikasi modal saham dalam neraca harus diungkapkan dengan jelas. Penyajian modal saham dalam neraca harus mengungkapkan berapa jumlah modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang ada dalam portofolio. Selisih antara jumlah yang disetor pemegang saham dengan nominal saham dicatat sebagai Premium Modal Saham. Nama lain dari akun ini adalah Agio Modal Saham. Akun Modal Sumbangan digunakan untuk menampung sumbangan-sumbangan yang diterima perseroan. Aktiva yang diterima sebagai sumbangan dinilai sebesar harga pasar dari aktiva tersebut ketika diterima perusahaan.
Adanya pendapatan yang tidak dikenakan sebagai pajak dan biaya yang tidak dianggap sebagai beban oleh peraturan pajak mengakibatkan besarnya pajak menurut perhitungan akuntansi dan perpajakan berbeda. Bila perbedaan ini diakibatkan karena perbedaan waktu maka selisih yang terjadi dicatat dalam akun penangguhan utang PPh.
Sering kali terjadi untuk mencegah laba yang ditahan dibagikan sebagai dividen, perusahaan menyisihkan sebagian laba yang ditahan. Untuk penyisihan ini digunakan akun penyisihan laba yang ditahan (misalnya penyisihan untuk ekspansi) guna memindahkan jumlah dari akun laba yang ditahan ke akun penyisihan ini.
Kegiatan Belajar 2
Jenis Dividen
Perusahaan dapat membagikan dividen dalam bentuk kas, aktiva lain, atau saham bonus. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian dividen adalah masalah:
1. Kapan utang dividen harus dicatat
2. Kepada siapa dividen akan diterimakan
3. Kapan pembayaran dividen akan dilakukan.
Agar perusahaan dapat membagikan dividennya, maka perusahaan tersebut harus:
a. Mempunyai saldo laba yang ditahan cukup besar
b. Jumlah kas yang cukup
c. Memutuskan secara resmi tentang pembagian dividen.
Dividen tunai tidak boleh dibagikan kepada pemilik saham treasury sedangkan dividen saham dapat dibagikan kepada pemilik saham treasury dapat pula tidak. Pembagian dividen tunai akan menyebabkan laba yang ditahan berkurang dan aktiva perusahaan berkurang. Sedangkan pembagian dividen saham tidak akan mengurangi jumlah modal saham. Pembagian ini hanya akan mengakibatkan perubahan bentuk modal dari laba yang ditahan menjadi modal saham. Pemecahan saham adalah usaha perseroan untuk menurunkan harga pasar sahamnya dengan cara menambah jumlah lembar saham yang beredar. Penambahan ini dilakukan dengan cara menurunkan nilai nominal saham.