PERSONALIA
Manajemen personalia adalah sub
bidang dari manajemen umum yang menspesialisasi kan pada sumber daya
manusia/perilaku manusia berhubungan dengan kegiatan persh. Merupakan fungsi
bagian dari manajemen yang berkaitan dengan manusia khususnya bagaimana
menjalin kerjasama dalam mengembangkan dan menumbuhkan kebijaksana
an dalam mempengaruhi orang-orang dalam organisasi maupun membantu para
pimpinan untuk mengelola sumberdaya manusia yang dimiliki
perusahaan.
Manajemen
personalia sekarang diganti dengan istilah manajemen sumberdaya manusia
(SDM). Jadi dalam manajemen SDM, kegiatan-kegiatannya merupakan
penjabaran dari kegiatan fungsi manajemen personalia seperti penarikan
tenaga kerja, pengembangan tenaga kerja, pelatihan dan trainning
pegawai dan sebagainya. Manajemen personalia menurut Flippo adalah
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari
pengadaan, pengembangan, pemberian balas
jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja
karyawan untuk mencapai tujuan karyawan, perusahaan, organisasi atau
masyarakat.Dapat disimpulkan bahwa manajemen personalia terbagi menjadi tiga
aspek utama yaitu:
1.Fungsi manajerial dari
manajemen personalia atau pelaksanaan fungsi manajemen umum terhadap SDM :
a. Perencanaan.
b. Pengorganisasian.
c. Pengarahan.
d. Pengawasan.
2.
Fungsi operasional dari manajemen personalia terdiri dari:
a. Fungsi pengadaan.
b. Fungsi pengembangan.
c. Fungsi kompensasi.
d. Fungsi integrasi.
e. Fungsi pemeliharaan.
3. Peranan
manajemen personalia adalah mengintegrasikan tujuan perseorangan,
perusahaan
maupun masyarakat.
Fungsi Manajerial Manajemen Personalia
Fungsi manajerial selalu
ada dalam tiap manajer atau pimpinan baik manajer secara umum, manajer
divisi, kepala bagian, penyelia atau pimpinan kelompok khusus ( spesialisasi ).
Oleh karena itu manajer personalia adalah manajer yang mau tidak mau juga harus
menjalankan fungsi-fungsi manajerial yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan.
Perencanaan dari manajer personalia ditetapkan dengan jalan
Menentukan program untuk membantu proses pencapaian tujuan dengan melibatkan
partisipasi secara aktif dari manajer personalia dalam bidang SDM.
Pengorganisasian merupakan fungsi kelanjutan kegiatan yang harus
dilaksanakan setelah manajer personalia menetapkan program yang disusun.
Fungsi ini menyangkut pemilihan tenaga kerja yang telah diseleksi untuk
ditempatkan sesuai dengan pekerjaan maupun tingkat keahliannya. Dengan adanya
manajer personalia, di anggap lebih ahli dalam masalah sumberdaya manusia
mengakibatkan dia sering dimintai saran oleh manajer bagian lain jika ada
masalah dengan karyawannya.
Pengarahan merupakan fungsi manajer personalia dalam
mengarahkan karyawan untuk bekerja secara sukarela dengan efektif dan efisien
demi keberhasilan perusahaan yang sudah dimasukkan ke dalam perencanaannya.
Pengawasan merupakan fungsi manajerial dari manajer
personalia untuk melakukan koreksi dan perbaikan kalau terjadi
penyimpangan dalam melaksanakan program yang ditetapkan melalui analisa
jabatan, spesifikasi jabatan atau deskripsi jabatannya.
Fungsi Operasional Manajemen Personalia
Pengadaan Karyawan (Procurement).
Pengadaan karyawan berhubungan erat dengan kegiatan
penarikan tenaga kerja, seleksi dan penempatan tenaga kerja sesuai keahliannya.
Penarikan tenaga kerja di sini tidak hanya mencari jumlah tenaga kerja saja
tetapi juga, memperoleh tenaga kerja yang tepat untuk tiap jenis pekerjaan yang
ada di perusahaan.
Untuk
memperoleh tenaga kerja harus dilihat dulu dari mana akan dipakai, karena pada
dasarnya sumber tenaga kerja dapat dibagi 2 :
1. Sumber ekstemal :
penarikan tenaga kerja dari luar perusahaan dalam mengisi
jabatan. -
Lembaga pendidikan. - Depnaker. - Pasar tenaga kerja.
2. Sumber internal adalah
penarikan tenaga kerja dari dalam perusahaan. Biasanya lewat promosi jabatan,
dari karyawan yang memang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang
dibutuhkan perusahaan.
Untuk menentukan jumlah tenaga kerja
yang diperlukan perusahaan dapat menggunakan analisa beban kerja dan analisis
tenaga kerja hingga dapat menentukan jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan. Dari analisis beban kerja, dan akan diketahui berapa sebenarnya
jumlah jam kerja orang yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu
dalam waktu tertentu. Dengan tahu jumlah jam kerja tiap karyawan maka dapat
ditentukan jumlah tenaga kerja untuk menjaga kontinuitas jalannya operasi
kegiatan perusahaan secara normal.
Agar kualitas karyawan yang akan
ditempatkan benar sesuai, seharusnyalah mengetahui informasi yang berhubungan
dengan jabatan atau pekerjaaan yang kosong tersebut, karena pasti dibutuhkan
persyaratan-persyaratan tertentu pula.
Kegiatan
penentuan kualitas yang diperlukan suatu jabatan ada 3 macam yaitu:
1. Job
Analysis.
Merupakan kegiatan untuk meneliti dan mengumpulkan
informasi mengenai jenis kegiatan yang akan dilakukan, tempat, lingkungan yang
diperlukan dan alasan pekerjaan tersebut dilakukan dan bagaimana melaksanakan
pekerjaan tersebut. Penelitian ini akan menghasilkan spesifikasi
jabatan dan deskripsi jabatan.
2. Job
Specification. (spesifikasi jabatan).
Spesifikasi jabatan adalah uraian mengenai batas
persyaratan minimum pegawai yang dapat menduduki jabatan tertentu agar bekerja
efektif dan efisien.
3. Job
Description. (deskripsi jabatan)
Adalah
uraian mengenai hak dan kewajiban seseorang pada jabatan tertentu.
Setelah itu
maka perusahaan akan melakukan proses penarikan tenaga kerja, menurut Edwin B
Flippo dalam buku "Principles of Personal Management," ada 7 unsur kegiatan
harus dilakukan dalam penarikan dan pemilihan tenaga kerja yaitu:
1.
Wawancara pendahuluan ( Initial or preliminary interview ).
2. Pengisian
blangko ( Aplication blank or blanks ).
3.
Pemeriksaan referensi ( Check of references ).
4. Test
psikologi ( Psychological Test ).
5.
Wawancara ( Employment interview ).
6.
Persetujuan supervisor ( Approval by the supervisor ).
7.
Pemeriksaan kesehatan fisik ( Physical Examination ).
Yang perlu dilakukan perusahaan
setelah tenaga kerja lulus dan diterima sebagai karyawan baru maka perusahaan
harus memperkenalkan lingkungan perusahaan :
1. Sejarah
perusahaan.
2. Produk
yang dihasilkan.
3. Kondisi
kerja.
4. Upah
atau gaji.
5. Program
kesehatan dan pelayanan.
6. Teman
pekerjaan.
7.
Alat-alat yang digunakan.
8. Tujuan
pelaksanaan kegiatan.
Pengembangan
Tenaga Kerja.
Bertujuan meningkatkan
keahlian dan ketrampilan melalui pendidikan dan latihan. Hal ini karena
karyawan baru yang diterima perusahaan jarang yang siap pakai, sehingga
perlu latihan/trainning agar sesuai dengan jabatan yang mereka
terima. Latihan dan trainning juga berhubungan erat dengan 3 kegiatan dalarn
penarikan tenaga kerja yaitu analisa jabatan, spesifikasi
jabatan dan deskripsi jabatan. Dengan tahu tugas, wewenang
dan persyaratan keahlian minimal yang harus dimiliki karyawan disuatu jabatan,
perusahaan menentukan latihan&trainning yg sesuai.
Adapun
latihan dan trainning dibedakan menjadi 2 macam:
1. Metoda
latihan untuk karyawan yang non manajerial, ada beberapa macam yaitu:
a. Metoda
dalam pekerjaan ( On The Job Method ) yaitu:
- On The
Job.
-
Apprentice Ship.
b. Metoda
di luar pekerjaan ( Off The ob Method )
- Vestibule
Shcool.
- Kursus.
2. Metoda
latihan untuk karyawan manajerial juga dibagi 2:
a. On The
Job Method (Coaching, magang, tour of duty, penugasan di panitia,dll).
b. Off The
Job Method.(Simulasi, pertemuan khusus, latihan kepekaan, dll).
Adapun
manfaat yang diperoleh perusahaan dalam mengembangkan karyawan :
- Dapat
meningkatkan tingkat produktivitas tenaga kerja lebih besar lagi.
- Dapat
menciptakan suasana kerja yang bersemangat dan harmonis.
-
Meningkatkan stabilitas/fleksibelitas tenaga kerja dng hadirnya pekerja lain.
Kompensasi ( balas jasa )
Adalah
imbalan jasa yang diberikan kepada karyawan baik yang bersifat finansial maupun
non finansial secara adil dan layak sesuai dengan sumbangan karyawan terhadap
pencapaian tujuan perusahaan.
Dapat kita
simpulkan kalau sistem balas jasa didasarkan dari segi finansialnya maka bisa
berupa gaji atau upah. Gaji dan upah harus dibedakan karena gaji merupakan
balas jasa yang diterima karyawan dalam jumlah yang relatif tetap baik
berdasarkan mingguan, bulanan atau tahunan atas sumbangan jasa para profesional
atau manajer atau karyawan administrasi. Sedangkan upah itu merupakan balas
jasa dari perusahaan yang diterima oleh karyawan operasional atau buruh atas
sumbangan jasa mereka yang dihitung berdasarkan tarif upah per jam atau per
harian.
Faktor yang
mempengaruhi tingkat upah, diantaranya:
1. Pasar
tenaga kerja.
2.
Peraturan pemerintah.
3. Adanya
serikat butuh.
4.
Kemampuan membayar perusahaan.
5. Situasi
keuangan dan laba perusahaan.
6. Dan
sebagainya.
Penentuan
tingkat upah juga dipengaruhi juga sistem yang dipakai dalam memberikan upah
kepada karyawan. Yang menurut Mair ada 4 sistem yaitu:
1. Sistem
upah menurut prestasi kerja.
Prestasi
kerja di sini dinyatakan dengan berapa yang dihasilkan/upah perpotong. Dengan
sistem upah semacam ini perusahaan dapat sekaligus mengukur prestasi karyawan
karena semakin besar upah karyawan berarti semakin tinggi prcstasi kerjanya.
Sistem ini dapat mendorong semangat kerja karyawan yang kurang produktif dan
cekatan, tetapi kurang mengutungkan bagi berusia lanjut dan sudah tidak cekatan
lagi.
2. Sistim
upah menurut lama kerja
Disebut
sebagai upah waktu karena besarnya ditentukan oleh lamanya karyawan
melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Sistim ini dipakai jika jenis
pekerjaannya sulit dinilai dalam unit atau potong.
3. Sistim
upah menurut senioritas/lama dinas.
Didasarkan
pada berapa lama masa kerja atau senioritas dalarn suatu organisasi perusahaan.
Semakin lama karyawan bekerja diperusahaan maka semakin tinggi upahnya. Sistim ini
untuk menarik loyalitas karyawan pada perusahaan agar tidak keluar dan akan
berhasil dengan lebih baik lagi kalau dikombinasikan dengan sistim pcngupahan
menurut prestasi kerja.
4. Sistim
upah menurut kebutuhan.
Sistim ini
didasarkan atas berapa besar kebutuhan karyawan dalam suatu organisasi
perusahaan. Sistim ini sangat jarang dipakai(tidak umum digunakan).
Dari ke
empat sistim yang ada tersebut biasanya dilakukan kombinasi system, antara
sistim 1dan 3 (sering digunakan dalam perusahaan-perusahaan).
Integrasi Tenaga Kerja.
Integrasi
disini adalah penyesuaian antara perbeaan kepentingan perusahaan dengan
karyawan scbagai individu agar bekerja sama secara harmonis.
Pengintegrasian
karyawan ini disamping mcnyangkut keselarasan antar berbagai kepentingan juga
harus memperhatikan dan mcmpcrtimbangkan kcluhan karyawan, sikap buruh,
pemahaman perasaan mengcnai keikut scrtaan mereka dalam pengambilan keputusan.
Jadi permasalahan diatas secara keseluruhan masuk dalam bidang Labour Relation
dan Colective Bargaining. Labour Relation dan Colective Bargaining berkaitan
dengan masalah perundingan pcrjanjian kerja bersarna, penafsirannya,
pelaksanaannya dan penyelesaian keluhan-keluhan dari karyawan.
Pemeliharaan
Karyawan.
Perneliharaan
karyawan berkaitan erat dengan usaha-usaha untuk mempertahanl:an kontinuitas
dari kondisi kcrja yang sudah efektif tersebut melalui kelima fungsi
operasional dari manajemen personalia.
Dua hal
yang harus dipertahankan yaitu sikap positif karyawan terhadap tugas-tugas dan
pokoknya melalaui proses komunikasi yang baik dalam organisasi dan
mempertahankan kondisi fisik karyawan melalui program kesehatan dan keamanan.
No comments:
Post a Comment